Yogyakarta, Aktual.com – Sebanyak 17,1 juta penduduk dunia dinyatakan terkena penyakit tuberkulosis atau sering dikenal dengan TB, yang umumnya mengenai jaringan paru dan disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis complex.
“Kasus baru ditemukan sekitar 8,8 juta kasus setiap tahun dengan angka kematian sekitar 1,4 juta orang,” kata dosen mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang Andani Eka Putra di Yogyakarta, Minggu (18/9).
Penyakit TB tersebut dapat mengenai semua umur, dengan gejala klinis bervariasi dari tanpa gejala sama sekali hingga manifestasi berat. Indonesia merupakan negara dengan kasus TB terbesar keempat di dunia, dengan 430 ribu kasus baru dan 61 ribu kematian setiap tahun.
“Permasalahan dalam penanganan TB adalah karateristik Mycobacterium tuberculosis yang sangat unik, seperti pertumbuhan bakteri yang lambat, strain yang sangat bervariasi, pengobatan yang membutuhkan kesabaran pasien karena diperlukan waktu yang lama, dan adanya strain yang telah mengalami resistensi,” katanya.
Dia menjelaskan bahwa analisis terhadap strain Mycobacterium tuberculosis memperlihatkan adanya beberapa strain utama, yaitu East African Indian, Beijing, Haarlem, Latin American and Mediteranean, dan Central Asian.
Banyak penelitian, kata dia, menyebutkan strain Beijing dianggap lebih virulen dibanding non Beijing dan mempunyai kecenderungan resisten terhadap obat antituberkulosis.
Sedangkan di Indonesia, lanjut dia, strain Beijing merupakan kelompok terbesar dibanding strain lain berkisar 20-33 persen. Mycobacterium tuberculosis merupakan bakteri intraseluler patogen yang berdiam di dalam makrofag dan sebagai komponen paling penting dalam sistem imun.
Bakteri tersebut menghasilkan dua kelompok protein yang sangat polimorfik yakni proline glutamic acid dan proline-proline glutamic. “Protein kelompok ini merupakan 10 persen dari total protein Mycobacterium tuberculosis. Protein ini sangat terkait dengan virulensi dan menjadi target pengembangan diagnosis dan terapi,” kata dia.
Artikel ini ditulis oleh: