Jakarta, Aktual.co —Memasuki hari kedua gelaran “Pekan Politik Kebangsaan” yang diselenggarakan oleh International Conference Islamic Scholarship (ICIS) menghadirkan politisi wanita yang mulai dikenal publik lewat pidato fenomenalnya di Sidang Umum MPR tahun 1998.
Dalam materi diskusinya, khofifah Indar Parawansa mengkritisi sikap diamnya para akademisi, organisasi atau perhimpunan dan masyarakat kelas menengah terhadap ketidak adilan yang terjadi di Indonesia. Mantan menteri pemberdayaan perempuan itu dengan tegas mempertanyakan peran mereka terhadap berbagai penyimpangan di Indonesia. 
Dimana IDI saat obat yang mengandung minyak babi beredar di Indonesia, dimana HKTI saat Paket Bali disetujui dalam forum WTO sebuah kebijakan liberalisasi produk pertanian. Dimana para akademisi di saat kecurangan Pemilu terjadi dihadapan mereka. Dimana masyarakat kelas menengah yang katanya kritis melihat ketidak adilan terjadi terhadap saudara kita di Timika dan Sumbawa Barat.
Khofifah juga tidak setuju dengan sikap beberapa kelompok yang menginginkan revolusi untuk mensudahi rezim yang dzalim ini. Politisi PKB itu lebih menyarankan restorasi, menurutnya restorasi merupakan revolusi yang paling revolusioner. Sebuah perubahan harus lewat konstitusi yang benar.