Jakarta, Aktual.com — Bagaimana sikap seorang Mukmin yang baik menghadapi takdir yang buruk?. Di dalam kitab Al-Fawa’id, Imam Ibnul Qayyim mengatakan, “Jika sebuah takdir yang buruk menimpa seorang hamba, maka ia memiliki enam sikap dan sudut pandang. Di antaranya:
1. Sudut pandang tauhid. Bahwa Allah-lah yang menakdirkan, menghendaki dan menciptakan kejadian tersebut. Segala sesuatu yang Allah SWT kehendaki pasti terjadi dan segala sesuatu yang tidak Allah SWT kehendaki tidak akan terjadi.
2. Sudut pandang keadilan. Bahwa dalam kejadian tersebut berlaku hokum-Nya dan adil ketentuan takdir-Nya.
3. Sudut pandang kasih sayang. Bahwa rahmat-Nya dalam peristiwa pahit tersebut mengalahkan kemurkaan dan siksaan-Nya yang kera, serta rahmat-Nya memenuhinya.
4. Sudut pandang hikmah. Hikmah Dia menuntut menakdirkan kejadian itu, tidaklah Dia menakdirkan begitu saja tanpa tujuan dan tidaklah pula Dia memutuskan suatu ketentuan takdir tanpa hikmah.
5. Sudut pandang pujian. Bahwa Dia terpuji dengan pujian sempurna atas penakdiran tersebut, dari segala sisi.
6. Sudut pandang peribadatan. Bahwa orang yang menjalani takdir yang buruk itu adalah hanyalah “Hamba” dari segala sisi, maka berlaku atasnya hukum-hukum pemilik hamba tersebut (Yaitu, Allah SWT), dan berlaku pula takdir-Nya atasnya sebagai milik dan hamba-Nya, maka Dia mengaturnya di bawah hukum takdir-Nya sebagaimana mengaturnya pula di bawah hukum syariat-Nya. Jadi, orang tersebutmerupakan hamba yang berlaku atasnya hukum-hukum ini semuanya.
Artikel ini ditulis oleh: