Jakarta, Aktual.com — Sebanyak 21 orang dinyatakan tewas dalam serangan, yang terjadi di Universitas di Pakistan, Rabu (20/1). Saksi mata menyebutkan dua ledakan besar terjadi dalam serangan tersebut.

Puluhan korban tewas di Universitas Bacha Khan di Charsadda, sekitar 50 kilometer dari kota Peshawar itu merupakan serangan terbaru yang diduduki kelompok garis keras.

Polisi, tentara, dan pasukan khusus menyisir kampus tersebut dari darat dan udara. Hal itu dilakukan dalam upaya untuk meredam serangan, sebagaimana tayangan televisi menggambarkan beberapa mahasiswi lari menyelamatkan diri.

“Korban tewas dalam serangan tersebut meningkat hingga 21 orang,” kata Saeed Wazir, kepala kepolisian daerah seperti yang dikutip dari AFP.

Dalam waktu beberapa jam, dia mengatakan, pihak aparat setempat berhasil membersihkan lokasi, meskipun sebagian korban pelajar tertembak tewas di asrama pria di dalam kampus.

“Lebih dari 30 lagi, termasuk mahasiswa, staf, dan satuan pengaman terluka,” katanya menambahkan.

Petugas layanan darurat Bilal Faizi mengungkapkan bahwa lima jasad korban mengalami luka tembak.

Juru bicara militer Mayor Jenderal Asim Bajwa dalam Twitter mengatakan bahwa empat pelaku penyerangan tewas.

“‘Update’: Penembak gelap membunuh lebih dari dua teroris di atap. Jumlah teroris terbunuh sejauh ini empat orang. Semua gedung dan atap telah diambil alih pasukan tentara. Operasi masih berlanjut,” katanya dalam Twitter.

Belum ada keterangan lebih lanjut, apakah empat korban tersebut termasuk dalam bagian 12 orang yang diberikan oleh Kepala Kepolisian Wazir itu.

Kepala keamanan kampus Naik Mohammed mengatakan para pelaku masuk melalui gedung tamu kampus.

Serangan Taliban pada 2014 di sekolah Peshawar merupakan serangan mematikan yang pernah terjadi di Pakistan.

Setelah protes keras publik, pihak militer menyatakan perlawanannya terhadap eketremis di wilayah kesukuan yang sebelumnya dibebaskan dari peraturan perundang-undangan.

Jinnah Institute di Pakistan mengungkapkan bahwa dalam laporan yang dikeluarkan apda Selasa menyebutkan Rencana Aksi Nasional (NAP) membantu melawan tindak kekerasan ekstremis tahun lalu, meskipun menyasar pada kekerasan terhadap kelompok agama minoritas dihentikan di negara Islam berpenduduk 200 juta jiwa itu.

“NAP dibolehkan mengadakan penyempurnaan di dua area: pertama implementasi nyata atas tuntutan terhadap penghasutan dan menangkap teroris dari organisasi sektarian yang menimbulkan kekerasan agama,” kata penulis, Syed Hassan Akbar.

Satu serangan bunuh diri di pasar pinggiran kota, Selasa, menewaskan 10 orang selain pelaku pengeboman.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Wisnu