Beijing, Aktual.com – Tiongkok mulai bergeliat untuk mengambil peran lebih besar untuk penyelesaian konflik di Timur Tengah, terutama Suriah.

Pendapat itu disampaikan pakar kajian internasional dari Universitas Peking, Tiongkok, Profesor Zhu Feng.

Seperti disampaikan dia kepada AFP, Jumat (15/1) waktu setempat, Zhu mengatakan, sebelumnya Tiongkok lebih memilih berdiri di belakang terkait konflik di Timur Tengah.

Tapi Tiongkok tidak bisa bersikap seperti itu terus menerus. Mengingat Negeri Tirai Bambu sangat bergantung pada pasokan minyak dan gas dari Timur Tengah. Tumbuhnya perekonomian Tiongkok pun membuat ketergantungan ikut meningkat.

Karena itu, ujar dia, Tiongkok memandang penting masalah Timteng. Salah satu bentuknya, kata dia, secara konsisten Tiongkok mendesak penyelesaian politik atas krisis di Timur Tengah. Tiongkok juga memberi suara empat kali di Dewan Keamanan PBB untuk penyelesaian perang di Suriah.

Langkah serupa, ujar Zhu, juga terlihat dari rencana kunjungan Xi ke Iran, Arab Saudi dan Mesir pekan depan.

“Namun rencana perjalanan Xi agaknya sudah dirancang sebelum perseteruan meletup antara Iran dan Arab,” kata Zhu.

Menurut dia, Tiongkok tentu akan mengajak negara-negara Arab untuk memerangi ISIS. Tiongkok, ujar dia, akan mencoba melakukan semampunya, meskipun masih enggan terjun langsung.

Lebih jauh Zhu berpendapat upaya Tiongkok mengambil peran lebih besar untuk penyelesaian masalah Timteng, juga tidak terlepas dari upaya untuk memperluas pengaruh lewat melalui kebijakan Presiden Xi Jinping “One belt One Road” (Jalur untuk satu kawasan atau dijuluki sebagai Jalur Sutra masa kini).

Zhu menjelaskan lebih lanjut, upaya menghidupkan ‘Jalur Sutra’ Tiongkok dilakukan lewat skema investasi besar-besaran dari Asia tengah menuju Eropa dengan menggunakan dana pinjaman untuk membangun jaringan jalan dan prasarana.

Menurut dia, sebagai kebangkitan “jalur sutra”, prakarsa Xi itu menegaskan ambisi Tiongkok untuk merengkuh kekuatan geopolitik guna menyatukannya dengan perekonomian.

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Antara