Jakarta, Aktual.com — Komisi VI DPR yang membidangi BUMN dan Komisi XI DPR yang membidangi sektor perbankan memang sudah memanggil tiga bank BUMN, Bank Mandiri, BRI dan BNI terkait pinjaman dari China Development Bank sebanyak masing-masing US$ 1 miliar.

Namun dengan mencuatnya borok Bank Mandiri yang ternyata menyalurkan kredit hasil utangan CDB untuk Medco Group dan dijadikan dana akusisi saham PT Newmont Nusa Tenggara, DPR perlu memanggil ulang Mandiri, plus dari pihak Medco.

“Sekarang publik berharap ke Senayan (DPR). Agar mereka memanggil Mandiri bahkan kalau perlu pihak Medco untuk mengklarifikasi hal tersebut,” ujar sosiolog dari Universitas Nahdlatul Ulama Jakarta, Luluk Hamidah kepada Aktual.com, Minggu (3/4).

Pasalnya, di mata Luluk, banyak kejanggalan dari proses pengucuran kredit ini yang ternyata malah digunakan untuk mengakuisisi saham Newmont. “Agar publik tahu niat terselubung apa di balik semua ini. DPR lah pihak yang kompeten mengungkat tipu muslihat ini.”

Pasalnya, tujuan awal utangan CDB itu untuk pengembangan proyek infrastruktur. Tapi kemudian pihak Medco dapat bagian dan malah untuk membeli saham perusahaan energi.

“Kalau Medco dari awal mau akuisis saham Newmont, kenapa bukan Medco saja yang langsung pinjam ke CBD? Kenapa harus menggunakan tangan Bank Mandiri? Lantas kalau begini, jika ada risiko, Bank Mandiri yang akan menanggungnya.”

Ketua Masyarakat Ahimsa ini melihat, daru kondisi yang terjadi itu sangat banyan keanehan dan krjanggalan yang muncul. “Sepertinya, rasa batin kita semua mengatakan, ini tidak bisa dibenarkan sama sekali.”

Nantinya, dia kembali melanjutlan, dengan tangan wakil rakyat itu, publik akan tahu semua kejanggalan tersebut. “Jelas publik harus tahu dan berhak menanyakan semua niat terselubung tersebut.”

Data yang dimiliki Aktual.com, pinjaman dari CDB senilai US$1 miliar semestinya buat modal pembangunan infrastruktur, ternyata oleh pihak Bank Mandiri disalurkan kepada Grup Medco yang mendapat pinjaman senilai US$395.000.000 atau senilai Rp5,1 triliun.

Terdiri dari PT Medco E&P Tomori senilai US$50 juta, PT Medco Energy International Tbk sebesar US$245 juta dan PT Medco Energi Internasional USD100 juta.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Wisnu