Salah satu cara lain kata Mirza adalah dengan menarik kembali minat investor untuk mengalirkan modalnya lagi untuk masuk ke Indonesia, baik dalam bentuk Penanaman Modal Asing (PMA), portfolio, maupun utang luar negeri.
Khusus untuk portfolio ini, BI bahkan mengaktifkan kembali penerbitan surat utang bank sentral nasional atau Sertifikat Bank Indonesia (SBI) bertenor 9 hingga 12 bulan. Padahal, penerbitan SBI ini sempat berhenti 2017 silam.
“Selama ini kan SBI bisa dijual ke asing, sementara dulu Sertifikat Deposito Bank Indonesia (SDBI) tidak bisa. Dengan pembeda ini, kami harapkan ada instrumen lain agar portfolio masuk ke Indonesia,” jelas dia.
Melalui perbaikan di transaksi modal dan finansial, maka proyeksi defisit transaksi berjalan hingga akhir tahun diharapkan tidak akan mengganggu cadangan valuta asing yang dimiliki BI. Sebab, cadangan devisa Indonesia sudah terkuras cukup banyak, dari USD131,98 miliar di bulan Januari ke USD119,8 miliar di bulan Juni kemarin.
“Kami harapkan nanti bisa masuk lebih banyak karena pasar Surat Berharga Negara (SBN) sudah mulai masuk lagi, dan kami harapkan situasinya bisa lebih stabil juga. Meski memang di awal tahun, secara net, portfolio Indonesia menunjukkan arus modal keluar,” pungkas Mirza.
Strategi Ketiga: Perluas Cakupan Penggunaan Biodiesel B20
Halaman Berikutnya…