Menteri PPN/Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro menyebut strategi memperbaiki defisit transaksi berjalan, salah satunya adalah dengan dengan menggenjot produk ekspor. Menurutnya pemerintah akan memantau komoditas yang permintaannya tinggi, salah satu di antaranya adalah permintaan akan produk halal, yang berdasarkan data Halal Industry Development Corporation (2016) diperkirakan besaran pasar produk dan jasa halal mencapai USD2,3 triliun.
“Potensi produk halal terbesar meliputi sektor industri makanan, minuman dan turunannya, sektor industri farmasi, dan sektor industri kosmetika. Potensi produk dan jasa halal ini merupakan bagian dari penyusunan ekonomi halal,” kata Bambang dalam di Jakarta, Senin (30/7).
Menurut Bambang, ekonomi halal merupakan sebuah arus perekonomian baru yang berpotensi mampu mendorong pertumbuhan ekonomi global. Potensi tersebut dapat dilihat dari semakn meningkatnnya pertumbuhan populasi muslim dunia yang diperkirakan akan mencapai 27,5 persen dari total populasi dunia pada tahun 2030. “Mengingat besarnya potensi ini, maka seluruh pihak baik pemerintah, pelaku bisnis, maupun masyarakat secara umum turut berupaya untuk menangkap potensi pasar ini.”
Jika melihat data dari Comtrade tahun 2017, peran ekspor produk halal Indonesia mencapai 21% dari total ekspor secara keseluruhan. Walaupun besaran peran tersebut masih relatif kecil, namun perkembangan ekspor produk halal Indonesia mengalami peningkatan sebesar 19% dari tahun 2016. Di masa mendatang, peran ekspor produk halal ini harus ditingkatkan.
Strategi Kelima: Tunda Proyek Infrastruktur
Halaman Berikutnya…