Jakarta, Aktual.co — Pemahaman tentang pendidikan menurut Islam memiliki perbedaan yang sangat mencolok dengan bagaimana dunia barat memahami pendidikan.

Dalam Islam, pendidikan harus meliputi tiga aspek yang saling terintegrasi antara lain: jasad, ruh dan Intelektualitas. Dalam pandangan barat semua aspek itu tidak perlu bahkan lebih ditekankan pada rasionalitas semata.

Di sinilah perbedaan pendapat para filosof Barat dalam menetapkan tujuan hidup. Orang-orang Sparta salah satu kerajaan Yunani lama dahulu berpendapat bahwa tujuan hidup adalah untuk berbakti kepada negara, untuk memperkuat negara. Pengertian kuat menurut orang-orang Sparta adalah kekuatan fisik. Oleh sebab itu tujuan pendidikan Sparta adalah sejajar dengan tujuan hidup mereka, yaitu memperkuat, memperindah dan memperteguh jasmani.
           
Sebaliknya orang Athena, juga salah satu kerajaan Yunani lama, berpendapat bahwa tujuan hidup adalah mencari kebenaran (truth), dan kalau bisa menyirnakan diri pada kebenaran itu. Dan Plato menjelaskan bahwa benda, konsep-konsep dan lainnya bukanlah benda sebenarnya. Dia sekedar bayangan dari benda hakiki yang wujud di alam utopia. Manusia terdiri dari roh dan jasad. Roh itulah hakikat manusia, maka segala usaha untuk membersihkan, memelihara, menjaga dan lain-lain roh itu disebut pendidikan.

Manusia yang hidup sekarang, sebagian besar dari mareka terpengaruh oleh worldview (pandangan hidup) Barat yang sekuler. Ini menyebabkan terjadi banyak kezaliman karena manusia hanya lebih fokus untuk mengetahui banyak hal, terutama dalam perkara yang berkaitan dengan tubuh manusia (jasad insani) dan sisi lahiriah  semata.

Sementara Islam memahami ilmu bukan hanya sekedar melihat dari aspek fisikal (luaran) saja. Tetapi, di dalam Islam yang terpenting juga adalah perkara-perkara kerohanian (keagamaan) dan akhlaq.

Kedua aspek tersebut tidak boleh dikesampingkan, karena ia mencakup aspek keTuhanan, Malaikat, ruh, diri manusia yang tidak dapat diketahui hakikatnya kecuali melalui otoritas manusia pilihan. Otoritas manusia pilihan yang dimaksud adalah ilmu yang didapati melalui para Rasul, Nabi dan orang-orang yang dikehendaki Allah SWT.

Artikel ini ditulis oleh: