Jakarta, Aktual.co —  Islam yang diiringi dengan iman dan ihsan, maka pemeluknya dijamin dengan Surga. Allah Ta’ala telah menyediakan surga yang akan diwariskan kepada orang-orang yang berserah diri kepada-Nya dalam seluruh aspek kehidupan.

Allah SWT menyukai orang Islam yang senantiasa menyebut nama-nama-Nya yang baik. Apalagi jika disertai dengan perenungan, diaplikasikan ke dalam dirinya, dan menjadikannya sebagai ruh dalam melakukan proyek-proyek kebaikan untuk umat. Dia juga menyediakan ganjaran spesifk untuk kata atau kalimat pujian khusus yang dialamatkan kepada-Nya.

Saat itu, Abu Hurairah sedang sibuk dengan aktivitasnya. Nabi yang lewat dan melihat sahabatnya melakukan sebuah aktivitas lantas bertanya,  “Wahai Abu Hurairah, apa yang engkau tanam?”

Mendapat pertanyaan dari orang yang paling dicintainya itu, Abu Hurairah menjawab santun,  “Sebuah tanaman milikku, ya Rasulullah SAW.”

Sembari mengamati pekerjaan sahabatnya itu, Nabi SAW pun menawarkan sesuatu melalui sebuah pertanyaan, “Maukah aku tunjukkan kepadamu suatu tanaman yang jauh lebih baik bagimu dari apa yang kau tanam?”

Mendapat tawaran nan menggiurkan dari Sang Nabi, Abu Hurairah menjawab antusias, “Tentu saja, wahai Rasulullah SAW.”

“Ucapkanlah,” sabda manusia junjungan itu,  “Subhanallahi Walhamdulillahi wa laa ilaha illallahu Wallahu Akbar (Maha Suci Allah, dan segala puji bagi Allah, dan tidak ada Tuhan yang wajib disembah kecuali Allah SWT, dan Allah Maha Besar)”.

Terakhir, Beliau bersabda, yang diriwayatkan Imam Ibnu Majah dan Imam al-Hakim,  “Setiap bacaan kalimat ini akan menumbuhkan satu pohon untukmu di Surga.”

Inilah satu kalimat sederhana yang diganjari satu tanaman di Surga. Inilah kalimat tasbih yang di dalamnya terdapat pujian, tauhid dan membesar-besarkan nama Allah SWT yang Maha Besar.

Kalimat yang jika diucapkan, maka pengucapnya akan dilimpahi ketenangan bathin dan kejernihan pikir serta kesehatan badan.

Kalimat dzikir inilah yang membedakan antara orang beriman dan kafir. Siapa yang berdzikir diibaratkan sebagai orang yang hidup, sementara ia yang kering dan tidak pernah mengingat nama Allah SWT disamakan dengan orang yang mati.

Mari isi hari dan tiap jenak kehidupan kita dengan senantiasa membaca Subhanallahi Walhamdulillahi Wa laa ilaha Illallahu Wallahu Akbar dengan penuh penghayatan akan Kemahabesaran Allah Ta’ala.

(Sumber: Kisah Hikmah)

Artikel ini ditulis oleh: