Jakarta, Aktual.co — Para pejuang Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) telah berada di kota Irak Amriyat al-Fallujah, salah satu yang terakhir masih dikuasai oleh pemerintah di provinsi bermasalah Anbar. 
“ISIS telah datang dari tiga arah, kami hampir terkepung,” kata Aref al-Janabi, seperti yang dikutip dari AFP, Rabu (15/10).
“Sejauh ini kami masih berada di sini,” katanya. “Kami memiliki beberapa dukungan dari para pejuang suku, tetapi jika Amriyat jatuh, pertempuran akan pindah ke gerbang Baghdad dan Karbala.” 
Amriyat al-Fallujah terletak sekitar 35 kilometer (20 mil) barat perbatasan Baghdad, dan para pejuang ISIS yang juga dikenal sebagai Negara Islam Irak dan Levant (ISIL) dan Negara Islam (IS) harus menguasai bentangan tanah signifikan yang dikendalikan pemerintah sebelum mencapai ibu kota.
Kota ini juga terletak di antara benteng ISIS Fallujah, lebih lanjut ke Sungai Efrat, dan daerah yang diperebutkan Jurf al-Sakhr, yang menuju akses ke kota suci Syiah Karbala.
Pasukan pemerintah telah menderita serangkaian kemunduran militer di Anbar dalam beberapa pekan terakhir, mendorong beberapa pejabat memperingatkan bahwa seluruh provinsi bisa jatuh dalam beberapa hari ini.
Tentara ditarik keluar dari pangkalan dekat kota Heet dan bergabung kembali di pangkalan udara besar di gurun, sementara pasukan pemerintah berjuang untuk mempertahankan wilayah mereka di ibu kota Provinsi Ramadi.
Beberapa pejabat di Anbar berpendapat bahwa sesingkat apapun intervensi oleh pasukan darat AS akan menyebabkan Anbar jatuh ke tangan jihad.
Pada Selasa, seorang pemimpin suku Sunni yang berbasis di Kurdistan, Sheikh Ali Hatem al-Suleiman, bahkan menyerukan pasukan dari negara-negara Arab yang terlibat dalam koalisi anti-jihad yang dipimpin AS untuk kembali ke Irak.
Tetapi kepala pemerintahan yang didominasi Syiah Irak, Perdana Menteri Haidar al-Abadi, telah mengesampingkan intervensi darat tentara asing itu.
Sementara para pejuang ISIS belum bergerak mendekati Baghdad dalam beberapa pekan terakhir, kelompok itu mengaku bertanggung jawab atas serangkaian serangan bunuh diri mematikan di ibu kota.
Satu ledakan bom mobil bunuh diri yang diklaim oleh ISIS Selasa menewaskan seorang anggota parlemen yang juga seorang pemimpin terkemuka di milisi Syiah Badr yang didukung Iran.