Jakarta, Aktual.com — Bangsa Indonesia tidak perlu mengeluh, Presiden Jokowi dan rekan rekannya, baik yang menjabat sebagi menteri, direksi dan komisaris BUMN, hingga seluruh pejabat eselon I dan II yang hasil lelang, dan jabatan lainnya, telah dengan maksimal baik menggunakan kekuasaan mereka sehingga menghasilkan beberapa keberhasilan di berbagai bidang.
“Pertama, Kabinet Jokowi berhasil menaikkan harga harga, khususnya kebutuhan pokok. Hal ini ditandai dengan Inflasi Pada Mei 2015 sebesar 0,50 %. Inflasi tahun kalender 2015 sebesar 0,42 % dan tingkat inflasi Mei 2015 terhadap Mei 2014 (tahun ke tahun) sebesar 7,15 %,” ujar analis Ekonomi Politik dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI), Salamuddin Daeng di Jakarta, Rabu (24/6).
Selain itu, lanjutnya, kabinet Jokowi berhasil mendorong harga pangan naik tinggi. Harga cabai merah naik 22,22 %, telur ayam ras naik 6,13 %, daging ayam ras naik 5,09 %, gula pasir naik 2,63 %, cabai rawit naik 4,36 % dan ikan kembung naik 1,28 %.
“Ketiga, Pemerintahan Jokowi berhasil membuat pertumbuhan ekonomi semakin merosot. Ekonomi Indonesia triwulan I-2015 terhadap triwulan I-2014 (y-on-y) tumbuh 4,71 % melambat dibandingkan pertumbuhan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 5,14 %. Ekonomi Indonesia triwulan I-2015 dibanding triwulan sebelumnya mengalami kontraksi sebesar 0,18 % (q-to-q),” jelasnya.
Keempat, Perdagangan Indonesia di pemerintahan Jokowi juga merosot, yakni ekspor turun dan impor meningkat. Nilai ekspor April 2015 sebesar US$13,08 miliar, turun 4,04 % jika dibanding ekspor Maret 2015 dan turun 8,46% dibanding ekspor April 2014. Sedangkan Impor meningkat Nilai impor April 2015 sebesar US$12,63 miliar, naik 0,16 % disbanding impor Maret 2015 dan turun 22,31 % jika dibanding impor April 2014.
“Kelima, Kabinet Jokowi juga berhasil membuat Nilai riel pendapatan masyarakat terus merosot. Hal ini terlihat dari Nilai Tukar Petani (NTP), Inflasi Pedesaan dan Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP). NTP Mei 2015 turun 0,12% dibanding April 2015. Pada Mei 2015, terjadi inflasi perdesaan tinggi sebesar 0,60%,” Jelasnya.
Keberhasilan yang lainnya yaitu membuat kondisi bisnis ambruk. Kondisi bisnis triwulan I-2015 menurun dari triwulan sebelumnya (nilai ITB sebesar 96,30). Tingkat optimisme pelaku bisnis lebih rendah dibandingkan triwulan IV-2014 (nilai ITB sebesar 104,07). Industri mengalami kemerosotan, pertumbuhan produksi industri pengolahan/manufaktur besar dan sedang (IBS) triwulan I-2015 mengalami penurunan 0,71 persen dari triwulan IV-2014 (q-to-q).
Begitu juga dengan sektor perhotelan. Rata-rata TPK hotel berbintang selama Januari-April 2015 tercatat sebesar 48,78 persen, turun 0,96 poin dibandingan rata-rata TPK pada periode yang sama tahun 2014. Penumpang kereta api pun mengalami penurunan akibat kenaikan tarif. Jumlah penumpang kereta api April 2015 turun 2,57 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
“Kesepuluh, Kabinet Jokowi juga berhasil membuat nilai tukar rupiah ambruk. Perkembangan Nilai Tukar Eceran Rupiah April 2015 yakni Rupiah terapresiasi 0,23 persen terhadap dolar Amerika. Rupiah terdepresiasi 1,72 persen terhadap dolar Australia. Rupiah terdepresiasi 0,33 persen terhadap yen Jepang. Rupiah terdepresiasi 0,52 persen terhadap euro,” jelasnya.
“Sebagai kesimpulan, mari berbahagia menerima apa adanya presiden Jokowi dan kawan kawannya baik yang berbisnis listrik, berbisnis migas, berbisnis jual BUMN, dan berbisnis berbagai kebutuhan pokok. Kita doakan semoga mereka semua tambah untung dan semakin kaya raya,” pungkasnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka