Pebulu tangkis tunggal putri Spanyol Carolina Marin menggigit medali emasnya usai upacara penganugerahan babak final Kejuaraan Dunia Bulutangkis Total BWF Tahun 2015 di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (16/8). Carolina Marin berhasil mempertahankan gelarnya sebagai juara dunia tunggal putri usai mengalahkan lawannya tunggal putri India Saina Nehwal dengan skor 21-16 dan 21-19. ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf/pd/15.

Jakarta, Aktual.com – Pebulutangkis tunggal putri Spanyol Carolina Maring, mengaku kemenangannya sebagai juara Dunia Bulutangkis 2015, sangat spesial. Pasalnya, atlet berusia 22 tahun itu, sempat mengalami cedera kaki kanan, sebulan sebelum kejuaraan dunia kali ini.

“Tadinya saya dan tim berpikir saya tidak bisa bermain dalam turnamen ini. Dua minggu sebelum turnamen dimulai saya kembali berlatih di lapangan dan ketika kami ke sini kami hanya berpikir untuk menikmati turnamen ini saja tanpa ada target tertentu,” ujarnya usai pertandingan di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (16/8).

Juara European Championships 2014 di Kazan, Rusia itu, keluar sebagai juara dunia untuk kedua kalinya setelah mengalahkan pebulutangkis asal India, Saina Nehwal, dengan skor 21-16, 21-19 dalam waktu 59 menit.

Dua kali menjadi juara dunia rupanya tidak membuat Marin merasa mendominasi kategori tunggal putri.

“Saya tidak tahu apakah saya mendominasi kategori tunggal putri atau tidak. Saya tidak bisa terus menerus menang, saya mungkin suatu hari akan kalah. Saya hanya harus fokus pada apa yang harus saya lakukan di lapangan,” kata dia.

Selain itu, ujar Marin, kemenangannya kali ini tidak lepas dari dukungan suporter yang memenuhi Istora Senayan.

“Hari ini saya merasa seperti di rumah karena saya memiliki seluruh suporter yang mendukung saya, berkali-kali mereka menyemangati dengan mengatakan ‘Marin Marin’ dan saya sangat menghargai itu,” ujarnya.

Sementara itu, Saina Nehwal yang merupakan unggulan kedua dalam Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis 2015 pun mengakui keunggulan Marin.

“Dia menyerang lebih agresif pada game kedua, saya mencoba lebih mengontrol dengan permainan reli, tapi dia menyerang lebih cepat. Ya itu kesalahan saya,” tuturnya.

Pebulu tangkis yang meraih perunggu pada Olimpiade 2012 di London, Inggris itu mengaku sempat khawatir karena baru pertama kalinya mencapai final kejuaraan dunia dan langsung berhadapan dengan Marin yang merupakan juara tahun lalu.

“Bermain di final itu lebih pada pertarungan mental daripada fisik, tapi saya harus tetap bertanding dan memberikan yang terbaik,” ujar Saina yang dalam kejuaraan dunia tahun ini berhasil menyabet medali perak.

Berada di bawah Spanyol dan India, tahun ini Indonesia harus puas dengan medali perunggu yang diperoleh oleh pebulu tangkis tunggal putri Linda Wenifanetri yang pada babak semifinal dikalahkan oleh Saina dengan skor 17-21, 17-21 selama 55 menit pertandingan.

Linda kalah setelah mengalami cedera lutut kaki kanan saat mencapai poin 7-6 pada game pertama.

Artikel ini ditulis oleh: