Surabaya, Aktual.com – Indonesianis asal Amerika Serikat, Profesor Benedict Anderson menghembuskan nafas terakhir di Malang, Jawa Timur, Minggu (13/12) dinihari.
Diketahui punya riwayat penyakit jantung, selama hidupnya dia tidak pernah mengeluh tentang sakitnya. Namun di usianya yang mendekati kepala delapan, Ben pernah berpesan jika meninggal tidak ingin jenasahnya dikremasi di ruangan mewah.
“Beliau sangat sederhana sekali. Dia pernah berpesan jika meninggal kelak tidak ingin jenasahnya ditempatkan di tempat mewah,” ujar salah satu koleganya, Khanis Suvianita, di Surabaya, Minggu (13/12).
Saat ini jenazah Ben disemayamkan di Surabaya. Namun pada 15 Desember akan dipulangkan ke Amerika Serikat.
Dituturkan Khanis, Ben sengaja mengunjungi Jolotundo karena ingin berwisata. Ben, ujar dia, sangat mencintai Jawa Timur, khususnya Surabaya. Tiap setahun sekali, tepatnya di bulan April dan Desember, Ben selalu datang ke Surabaya.
Mengenai pemulangan jenazah Ben ke Amerika, sejumlah koleganya menyatakan sedikit kecewa dengan sikap Pemerintah Indonesia. Lantaran lamban memfasilitasi proses pemulangan.
Sementara itu beberapa dosen dari beberapa kampus di Surabaya silih berganti datang memberikan penghormatan terakhir kepada Ben. Mereka mengaku sudah menghubugi pihak keluarga Ben di Amerika.
Semasa hidupnya, Ben menjadi rujukan para akademisi di Indonesia. Di masa Orde Baru, Ben sempat dicekal masuk ke Indonesia akibat tulisannya mengenai Gerakan Partai Komunis Indonesia tahun 1965 yang dikenal sebagai “Cornell Paper”. Barulah setelah Soeharto lengser, Anderson bisa kembali datang ke Indonesia.
Artikel ini ditulis oleh: