Jakarta, Aktual.com — Dalam ajaran Islam, dituliskan bahwa akan tiba pada waktunya binatang melata yang disebut “Dabbat al-Ard” yang akan keluar dari kota suci Mekah, Arab Saudi dekat dengan Gunung Shafa, setelah terjadinya peristiwa Matahari terbit dari barat. Binatang ini akan membawa tongkat Nabi Musa AS, juga cincin Nabi Sulaiman AS. Kemunculan binatang melata ini diyakini merupakan salah satu tanda hari penghakiman atau Kiamat sudah tiba.
Dalam Alquran Surat As-Syuuro (42) ayat 29 telah dituliskan bahwa, “Dan di antara Ayat-ayat (tanda-tanda kekuasaan)-Nya ialah menciptakan langit dan Bumi dan makhluk-makhluk yang melata (dabbah) yang Dia sebarkan pada keduanya. Dan Dia Maha Kuasa mengumpulkan apabila dikehendaki-Nya.”
Dabbat dalam Bahasa Arab yang berarti “binatang” atau “binatang buas (raksasa)”, berasal dari kata ‘debbe’, yang bermaksud melata. Perkataan ini sering digunakan untuk binatang dan serangga. Sedangkan, kalimat al-Ard berarti Bumi. Namun maksud secara bahasa, Dabbat al-Ard memiliki maksud “Haiwan yang melata di tanah” dalam bahasa Melayu.
Dituliskan dalam surat An-Naml ayat 82 bagaimana ciri dan fisik dari binatang tersebut. Di antaranya :
Pertama, memiliki ukuran tubuh yang besar. Besarnya tubuh ini diumpamakan dengan jika binatang ini keluar dari bukit Shafa dengan kecepatan kuda dalam tiga hari, maka sepertiga tubuhnya belum kelihatan.
Kedua, tubuhnya berbulu panjang, roma pendek, dan halus.
Ketiga, mempunyai beberapa kaki.
Keempat, merupakan jenis hewan melata.
Kelima, termasuk dalam golongan hewan buas.
Keenam, binatang ini keluar dari kota Mekah dekat bukit Shafa.
Ketujuh, Dabatul Ardh akan keluar dengan membawa tongkat Nabi Musa dan cincin Nabi Sulaiman.
Kedelapan, dapat berbicara kepada manusia dengan fasih dan jelas.
Kesembilan, Dabatul Ardh akan muncul setelah Ya’juj Ma’juj mati. Didalam Al Quran telah dijelaskan bahwa Yajuj Majuj merupakan dua bangsa keturunan manusia yang memiliki kekuatan sebagai penghancur umat manusia dan kemunculannya di akhir zaman.
Kemunculan binatang tersebut dimaksudkan agar kita sebagai umat Muslim, harus meyakini bahwa hal gaib itu ada. Kita juga harus tetap beriman dan percaya kepada Allah SWT dengan segala Alam Semesta beserta isinya. Selain itu, kita juga harus mempersiapkan amal perbuatan baik kita bekal untuk di Akhirat saat hari Kiamat tiba. Dan, yang terakhir adalah percaya bahwa hari Kiamat itu pasti akan datang. .
Artikel ini ditulis oleh: