Jakarta, Aktual.com — Lembaga kemanusiaan Dompet Dhuafa sampai Senin (25/1) telah mengumpulkan dana sumbangan korban Bom Thamrin sebesar Rp147.227.994 dari 716 donatur dalam waktu tiga hari.

“Melalui laman penggalangan dana daring kitabisa.com yang bekerja sama dengan Dompet Dhuafa telah terkumpul dana yang melampaui target Rp100 juta,” kata Head of Fundraising Dompet Dhuafa, Boy Mareta, lewat keterangan tertulisnya, kepada media, di Jakarta, Selasa (26/01).

Dana sumbangan itu, kata Boy, akan digunakan untuk santunan keluarga Rais Karna (37), yaitu petugas keamanan sebuah bank swasta yang menjadi salah satu korban serangan teror di kawasan Sarinah Jakarta Pusat itu.

Meski target sudah tercapai, kata dia, kampanye di tautan kitabisa.com/bomthamrin ini tetap akan berlangsung hingga hari Senin, 1 Februari.

Alhamdulillah target sudah tercapai. Namun kami sadari nilai dari nyawa almarhum Rais Karna bagi keluarga tidak bisa dirupiahkan, berapapun besarnya. Lebih banyak donasi terkumpul, tentu akan lebih meringankan beban istri dan anak almarhum,” katanya.

Lebih lanjut, Boy mengatakan dana yang terkumpul itu dikelola dan disalurkan oleh Dompet Dhuafa untuk santunan keluarga, beasiswa anak almarhum, membeli rumah layak huni, biaya sewa kontrakan serta modal usaha agar mereka dapat kembali mandiri.

Rais meninggal dunia setelah terkena tembakan di pelipis kirinya. Dia meninggalkan seorang istri Laili Herlina dan dua anak yang masih kecil, yakni Siti Ataya Ramadhani (5 tahun) dan Keyanu Aprilia (2 tahun).

“Kini, istri dan kedua anaknya kembali menghadapi cobaan berat. Mereka diusir dari kontrakan yang mereka tempati. Alasannya, pemilik kontrakan menduga mereka sebagai teroris,” kata Boy.

Boy mengatakan Dompet Dhuafa juga membantu korban serangan teror di Sarinah, Thamrin lainnya. “Dompet Dhuafa bantu keempat korban lainnya yang selamat. Mereka hingga kemarin masih di rumah sakit. Beri santunan juga. Tapi memang tidak sebesar korban almarhum keluarga Rais,” kata ia menutup pembicaraan.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara