Jakarta, Aktual.com — Bank Indonesia (BI) memperkirakan migrasi listrik dari subsidi ke nonsubsidi yang rencananya pada tahun ini akan memberikan dampak pada inflasi.

“Kebijakan pemerintah untuk melakukan migrasi listrik subsidi ke nonsubsidi bagi mereka yang sudah tidak layak menerima subsidi akan berdampak pada inflasi,” kata Kepala Kantor BI Perwakilan Sulut Peter Jacobs di Manado, Selasa (2/2).

Selain komoditas lain yang akan memengaruhi inflasi pada tahun 2016, kata Peter, beberapa risiko juga di sisi “administered prices” juga masih membayangi, khususnya terkait dengan pengalihan pelanggan listrik 450 VA dan 900 VA.

“Kami perkirakan migrasi listrik ini akan memberikan dampak ke inflasi sebesar 1 persen, yakni di atas perkiraaan angka nasional sebesar 0,93 persen,” katanya.

Karena hampir sebagian besar pelanggan listrik di Sulut menerima subsidi dari pemerintah, kata dia, akan berdampak pada inflasi jika akan ada pengalihan yang relatif cukup besar.

General Manager PT PLN Sulawesi Utara Sulawesi Tengah dan Gorontalo (Suluttenggo) Baringin Nababan mengatakan bahwa tahap awal hingga Maret 2016 PLN ditugasi pemerintah pusat untuk melakukan survei terkait dengan migrasi listrik kepada semua pelanggan yang menerima subsidi.

“Pada tahap pertama, kami akan melakukan survei kepada pelanggan daya 900 VA, akan ada formulir yang harus diisi dan bisa dilihat siapa yang masih berhak menerima subsidi dan yang tidak,” katanya.

Ia berharap tahap survei ini bisa berjalan dengan baik sehingga masyarakat paham siapa saja yang berhak menerima subsidi dan siapa yang tidak.

“Kami akan terus memberikan edukasi dan mengimbau pelanggan rumah tangga yang sudah tidak layak mendapatkan subsidi harap beralih dari daya 450 VA dan 900 VA,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Eka