Jakarta, Aktual.com — Sendawa timbul karena adanya aktivitas pengeluaran gas yang tersimpan di dalam tubuh manusia saat menghirup udara. Mungkin Anda tidak pernah merasakan hal ini tapi sebenarnya tubuh manusia setiap saat selalu berisi gas.

Semakin banyak gerakan yang dilakukan makan akan semakin bersar peluang udara masuk. Aktivitas yang paling sering membuat orang menghidup gas lebih banyak adalah saat makan. Selain itu, gas juga dapat masuk ke dalam tubuh saat meminum soda, mengunyah permen karet, saat berbicara terlalu cepat, dan minum melalui sedotan.

Setelah masuk ke dalam perut, gas tersebut menciptakan tekanan. Cara kerja ini sama seperti prinsip balon gas. Bedanya, kalau pada balon gas begitu gas masuk maka balon pun menjadi mengembang, hal ini tidak terjadi pada perut kita.

Namun karena hal inilah, gas tersebut mencari jalan keluar dengan cara berkeliling di dalam perut kita hingga melalui eksofagus dan akhirnya keluar melalui mulut. Terkadang saat bersendawa, kita akan merasakan rasa yang sama dengan apa yang kita makan atau minum sebelumnya. Ini adalah indikasi yang baik karena kemungkinan besar bau yang keluar pun nantinya akan sama dengan apa yang kita makan juga.

Namun pertanyaannya, bolehkah bila Muslim bersendawa sewaktu melaksanakan ibadah salat, karena hal ini juga sering kita temui?.

Mengenai sendawa, sebagaimana saat menguap cukup dengan menahan sebisa mungkin. Akan tetapi mengenai hukum sendawa saat salat, ada dua pendapat yaitu,

Pertama, menurut pendapat Imam Abu Hanifah dan Muhammad Hasan As-Syaibani. “Jika keluar suara padahal sebenarnya bisa ditahan, maka itu membatalkan salat,” kata Ustad Syarif Hidayatullah kepada Aktual.com, Senin (29/02), di Jakarta.

“Namun demikian, jika sudah berusaha menahan tapi tetap tidak bisa ditahan, maka itu tidak membatalkan salat,” lanjutnya.

Kedua, berasal dari mazhab Malikiyah. Bahwa, sendawa dan keluar dahak hukumnya sama dengan berdehem, maka tidak membatalkan salat.

“Namun, jika sendawa hanya untuk main-main (bukan karena ada udzur, red), maka itu membatalkan salat,” kata Ustad Syarif.

“Apa bila kita bersendawa dan mengucapkan ‘Alhamdulillah’ apakah itu memang diajarkan oleh Rasulullah atau hanya mitos masyarakat,” kata ia menambahkan.

“Sebenarnya apabila seseorang itu bersendawa atau menguap maka tidak ada zikir tertentu yang diucapkan, adapun ucapan orang awam ketika bersendawa harus mengucapkan ‘Alhamdulillah’ atau ‘Alhamdulillah ala kulli haal’ , sebenarnya tidak ada dalil yang menunjukkan bahwa bersendawa dianjurkan mengucap ‘Alhamdulillah’, begitu juga ketika menguap, ini tidak ada dalilnya serta tidak ada dalil yang menunjukkan bahwa Nabi melakukan hal itu,” urainya memaparkan.

“Akan tetapi hal tersebut tidak salah bila kita lakukan karena hal tersebut bukanlah suatu ajaran yang buruk, akan tetapi kita bisa mengambil pelajarannya bahwa dalam keadaan apapun kita tetap mengingat Allah SWT karena bersendawa sebenarnya suatu nikmat yang diberikan oleh Allah SWT,” tutur ia menutup pembicaraan.

Artikel ini ditulis oleh: