Jakarta, Aktual.com – Menteri dalam negeri Irak mundur beberapa hari sesudah rangkaian serangan bom mobil paling mematikan sejak serbuan Amerika Serikat pada 2003.

“Seorang wakil akan mengambil alih tanggung jawab,” ujarnya dilansir Rabu (6/7).

Mohammed Ghabban membuat pengumuman tersebut dalam jumpa pers di Baghdad lewat tayangan video, yang disiarkan Facebook-nya. Undur diri Mohammed baru dianggap resmi saat Perdana Menteri Haider Al Abadi menyetujui permintaan tersebut.

Perdana menteri belum memberi tanggapan atas permintaan tersebut.

“Jumlah korban serangan bom bunuh diri di pusat perbelanjaan, Distrik Karrada, Baghdad, pada Sabtu mencapai 250 jiwa,” kata menteri kesehatan Irak.

Serangan bom mobil itu adalah kejadian terburuk di Irak sejak militer Amerika Serikat menjatuhkan Saddam Hussein dari kekuasaan pada 2013 hingga membuat rakyat negara itu marah atas kelemahan kekuatan pasukan Irak.

Kelompok garis keras IS mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut.

Pemerintah Irak tengah menggempur pangkalan pertahanan IS di bagian utara dan barat, wilayah yang diambil alih sejak 2014.

Aksi itu menunjukkan IS masih mampu melakukan serangan dengan banyak korban jiwa, walaupun ia kalah di medan tempur belum lama ini di Falluja, kota berjarak tempuh satu jam ke arah barat dari ibukota.

Menteri dalam negeri mengatakan, ledakan bom mobil berasal dari wilayah timur Provinsi Diyala.

Ia menyalahkan lemahnya koordinasi sejumlah pasukan keamanan yang berjaga di ibukota.

Ghabban mengatakan bulan lalu, derasnya aksi bom oleh IS di Baghdad tak akan berakhir, kecuali “kekacauan” yang tengah mewabah aparatus penegak hukum Irak segera dibenahi.

Ia menerangkan, pembenahan pasukan keamanan di luar kekuasaannya, termasuk dua lembaga anti-terorisme, dua direktorat kementerian pertahanan, dan komando keamanan kawasan, yang tugasnya tumpang tindih dengan badan kontra-intelijen di kementeriannya.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Eka