Pedagang melayani pembeli daging di Pasar Senen, Jakarta, Sabtu (6/8). Pemerintah mencabut ketentuan kewajiban importir daging untuk menyerap daging lokal sebanyak tiga persen dari total kuota impor yang diperoleh. AKTUAL/TINO OKTAVIANO

Jakarta, Aktual.com – Harga daging sapi dan kerbau pada hari “meugang” (motong) pertama menjelang Idul Adha di pasar dadakan SabangRp170.000 atau mengalami kenaikan 30 persen dibandingkan hari biasa yang hanya Rp130.000 per kilogram.

“Naiknya harga karena permintaan meningkat, meskipun persediaan cukup. Harga daging sapi dan kerbau pada hari meugang ini sama dengan tahun-tahun sebelumnya dan tidak terjadi lonjakan yang signifikan,” ujar Salah seorang pedangang, Saiful di pasar dadakan di Kuta Bawah Timu, Sabang, Sabtu (10/9).

Ia mengatakan, daging sapi maupun ketbau yang dipotong ditemppat pemotongan hewan se Kota Sabang dominan dipasok dari daratan Aceh dan sekitarnya.

“Hampir 50 persen daging sapi dan kerbau yang dipotong di Sabang didatangkan dari daratan,” katanya lagi.

Kemudian salah seorang pembeli daging, Faisal mengatakan, meugang merupakan hari yang sakral, sehingga kendatipun harganya mahal, sebagai kepala keluarga tetap ada kewajiban untuk membawa pulang daging meskipun hanya 1 Kg.

“Yang namanya hari meugang tetap ada kewajiban moral untuk membawa pulang daging ke rumah meskipun hanya 1 Kg saja,” katanya.

Ia menambahkan, harga daging Rp170.000 sudah tergolong mahal, dan terlihat tidak ada kebijakan serta langkah bijak yang diambil dari pemerintah.

“Seharusnya pemerintah ada kebijakan nyata menekan harga daging agar tidak terjadi kenaikan harga yang melonjak seperti hari biasa,” tuturnya lagi.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Eka