Jakarta, Aktual.com – Dalam Pengajian kitab Sahih Muslim yang disampaikan oleh Syekh Dr.Yusri Rusdi Jabr Al Hasani di Masjid Al Asyraf Kairo Mesir 11 November 2014 menjelaskan bahwa pada zaman sekarang ini “fitan” (bentuk jamak dari fitnah yang berarti petaka/bencana) kerap bermunculan dimana-mana.
Untuk itu kata Syekh Yusri sebaiknya kita semua mesti mewaspadainya, karena petaka itu berkenaan dengan agama atau aqidah dimana seorang muslim masih tetap dalam keimanannya di pagi hari dan menjadi kafir di saat senja datang demikian pula sebaliknya ketika matahari terbenam imannya masih kuat tertanam dan saat menjelang fajar aqidah islamnya goyah dan memudar.
Rasulullah SAW mengingatkan kita dalam sabdanya:
عَنْ أبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: بَادِرُوا بِالأَعْمَالِ فِتَنًا كَقِطَعِ الّليْلِ المُظْلِمِ، يُصْبِحُ الرَّجُلُ مُؤْمِنًا ويُمْسِي كَافِرًا، ويُمْسِي مُؤْمِنًا ويُصْبِحُ كَافِرًا، يَبِيعُ أَحَدُهُمْ دِينَهُ بِعَرَضٍ مِنَ الدُّنْيَا
“Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA bahwasanya Rasulullah SAW bersabda “Bersegeralah dalam melakukan amal-amal yang shaleh dalam rangka menangkal fitnah-fitnah (malapetaka agama) yang datang menerjang seperti gelap gulitanya sebagian malam . (Pada masa itu) seseorang dalam keadaan beriman di waktu pagi dan di sore hari dalam keadaan kafir. Ada pula yang sore hari dalam keadaan beriman dan di pagi hari dalam keadaan kafir. Ia menjual agamanya demi meraih sedikit dari keuntungan duniawi” (HR. Muslim no. 118).
Syekh mengatakan bahaw apa yang disabdakan Nabi SAW sungguh benar adanya dalam kehidupan nyata masa kini, diantara umat islam ada seseorang masih melaksanakan shalat subuh berjamaah bersama kita kemudian menonton tayangan salah satu program di televisi yang menyajikan pembicaraan-pembicaraan yang mengarah pada penistaan akan hukum syara dan memunculkan keraguan pada Al Quran, Sunnah dan meremehkan hukum-hukum syariat lantas ia terpengaruh dan kufur di kala maghrib menjelang tiba.
Ada pula seorang muslim yang di waktu maghrib ia masih melakukan shalat kemudian jam 12 malam ia menyaksikan program hiwar/dialog yang nyeleneh penuh syubhat dan merasuki jiwanya lantas ia menjadi kafir di waktu subuh.
Syekh Yusri menambahkan pada masa yang silam seorang tokoh sekuler pernah datang ke negri kita (Mesir) bermukim dan berkeliling ke berbagai pelosok negri ini dengan misinya menyuarakan gagasan pemikiran bahwa “tidak ada yang namanya malaikat, malakaikat itu inspirasi positif pada diri manusia dan tidak ada yang namanya syetan, syetan itu hanya sekedar khayalan dan dongeng orang-orang terdahulu dan yang dimaksud syetan adalah bisikan jahat yang muncul dari diri manusia itu sendiri, malaikat dan syetan yang digambarkan dalam Al Quran itu sama sekali tidak ada” sehingga tidak sedikit orang yang terpengaruh oleh gagasannya tersebut kemudian tidak mempercayai adanya para malaikat, jin, syaitan, surga, neraka dan hal ghaib lainnya yang disebutkan dalam Al Quran dan kufur lah mereka yang mengingkari sesuatu yang termasuk ma’lumun min ad-din bi Adh-dharurah (perkara yang wajib diketahui /diyakini dalam agama).
Di zaman yang serba modern ini lanjut Syekh Yusri bahwa keyakinan seorang muslim bahkan dapat berubah dalam waktu sekejap, bisa jadi setelah ia melaksanakan shalat dan membaca Al Quran lalu duduk di depan layar kaca dan mendengarkan narasumber yang lancang dan merendahkan martabat baginda Nabi SAW dan Al Quran seraya memanggut-manggut kan kepalanya pertanda setuju dengan apa yang ia dengarkan tersebut, maka berarti ia telah kufur.
Syekh Yusri mengatakan bahwa di zaman penuh fitnah seperti sekarang ini ada gejala perusakan aqidah yang menerpa umat islam. Diantara fitan/petaka agama yang banyak bermunculan akhir-akhir ini, hampir setiap orang ingin tampil memberikan komentar pada setiap permasalahan (khususnya masalah yang berkaitan dengan hukum agama) yang ia sendiri tidak menguasainya bahkan tidak mempunyai dasar sama sekali.
Syekh Yusri mencontohkan seorang liberal pernah berbicara di televisi (Channel TV Mesir) mengomentari sosok Imam Asy-Syafii dan menghujat karya beliau yaitu Ushul Al Fiqh (undang-undang dalam memahami teks Al Quran dan Al Hadist sebagai sumber hukum fiqh) dalam uraiannya ia berpendapat bahwa usul fiqh adalah “ash-shonam al akbar” (berhala yang besar) karena dianggap meng “kerangkeng” akal manusia dalam memahami hukum agama, berkata seperti itu padahal ia belum pernah membacanya (ushul fiqh Imam Syafii), sekiranya ia membaca dan memahaminya tentu ia tidak akan pernah berkata demikian.
Begitupula dengan ungkapan sebagian para khatib yang melontarkan ungkapan bahwa “Nabi SAW telah mati, sudah tidak ada lagi manfaatnya bagi kita untuk bertawasul melaluinya maupun bertawajjuh mencari berkah ke makamnya ”dengan alasan syirik , padahal ungkapan tersebut merupakan pengingkaran atas khushushiyyah (kedudukan/porsi khusus) Nabi Muhammad SAW di sisi Allah SWT, dan barangsiapa yang mengingkari kekhususan beliau SAW dan menyamakannya dengan manusia biasa , maka ia telah kufur/menjadi kafir. Petaka/fitnah agama sudah menggeliat dan bertebaran di mana-mana, aneka syubuhat (hal-hal yang membuat keraguan hati seorang muslim) seringkali dikemas dalam gaya bicara yang luhur melampaui kapasitasnya demi mencari popularitas duniawi dan eksis di tengah khalayak ramai. dan dapat kita bayangkan betapa banyak orang awam yang mendengar , terpengaruh dan sesat disebabkan penuturannya yang tanpa ilmu tersebut. Waspadailah dan ingant sabda Nabi SAW :
Diriwayatkan dari Abdullah bin Amr Bin ‘Ash RA, Rasulullah SAW bersabda:
اتَّخَذَ النَّاسُ رُءُوسًا جُهَّالًا فَسُئِلُوا فَأَفْتَوْا بِغَيْرِ عِلْمٍ فَضَلُّوا وَأَضَلُّوا . رواه البخاري
“..Manusia (kelak) akan menjadikan/mengangkat orang-orang bodoh sebagai pemimpin. Mereka ditanya kemudian berfatwa tanpa ilmu, maka mereka sesat dan menyesatkan” (HR: Bukhari ). (Deden Sajidin)
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid