Surabaya, Aktual.com – Wakil Ketua Himpunan Kerukunan Kebangsaan Jawa Timur Lukman Ladjoni mengatakan kemelut yang terjadi saat ini, khususnya di Ibu Kota Jakarta bisa diselesaikan dengan cepat. Seperti kasus penistaan agama yang dilakukan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok misalnya.
Menurut dia, kegaduhan yang saat ini terjadi bisa diselesaikan tanpa publik harus melakukan kegiatan turun ke jalan kembali pada 2 Desember 2016. “Pertanyaannya, siapa sih yang tidak marah ketika kitabnya dilecehkan? Wajar jika ada ancaman demo besar pada 2 Desember. Penjarakan saja Ahok, pasti selesai,” ujar dia ketika ditemui wartawan, Senin (21/11).
Banyaknya kegiatan aksi turun ke jalan di beberapa daerah, kata dia cukup diapresiasi Himpunan Kerukunan Kebangsaan Jawa Timur. Kegiatan yang marak dilakukan akhir-akhir ini sekaligus mempererat masyarakat dari kalangan yang heterogen.
Namun, kata dibalik itu semua bahwa kegiatan tersebut telah memperlihatkan bahwa pemimpin dan para pemangku negara saat ini dalam kondisi khawatir. “Isu SARA akhir-akhir ini mencuat. Berbagai macam bentuk kebhinekaan digelar dimana-mana. Ini bukti bahwa pemerintah dalam kondisi khawatir.”
Ladjioni menjelaskan, ada dua kekhawatiran yang dirasakan oleh para pemimpin negara saat ini. Pertama, khawatir akan terpecah belahnya kesatuan NKRI. Kekhawatiran itu patut diapresiasi. Tetapi, ada kekhawatiran lain yang juga dirasakan, yakni kekhawatiran akan kekuasaannya yang tergerus.
Sebenarnya, kondisi kekhawatiran seperti ini, kata Ladjoni, menunjukkan jika bangsa dalam kondisi krisis kepemimpinan. “Kekhawatiran yang kedua ini amat riskan. Karena pemimpin kita bukan murni sebagai pemimpin. Tetapi pemimpin sudah milik pengusaha. Dimana ada pengusaha, di situlah ia berkuasa dibalik pemimpin.”
Laporan: Ahmad H Budiawan
Artikel ini ditulis oleh:
Wisnu