Jakarta, Aktual.com – Putaran kedua Pilkada DKI Jakarta yang akan digelar 19 April 2017 tinggal menunggu hari. Dua kontestan pasangan calon berikut tim suksesnya berlomba meraih simpati ke warga agar pada pencoblosan meraih kemenangan.

Kontestasi politik di DKI dari awal menghangat dan menjadi sorotan publik. Bukan hanya warga DKI, melainkan juga warga dari berbagai daerah lain di Indonesia. Padahal, pada Pilkada Serentak 2017 lalu misalnya, Pilkada bukan hanya dihelat di DKI tetapi di 100 daerah lain.

Meski kondisinya menghangat, namun pengamat politik Ubedillah Badrun memperkirakan putaran kedua Pilkada DKI akan berlangsung aman dan damai. Ia memberikan empat catatan sekaligus sebagai syarat jika ingin Pilkada DKI berlangsung aman dan damai.

“Pertama, kontestan pilkada harus mampu menahan diri untuk tidak mengemukakan

Tangkap Pendemo BBM, Pengamat: Ini Cuma Terjadi di Negara Diktator

pendapat yang memicu resistensi publik. Hindari komunikasi politik terkait SARA dan provokatif,” kata Ubedillah, Kamis (30/3).

Kedua, relawan dan simpatisan pasangan calon harus merespon secara rasional ketegangan politik yang tengah terjadi di Ibu Kota. Tidak kalah penting pula masyarakat harus bekerja sama membangun kampanye damai.

“Ketiga, kelompok civil society perlu meningkatkan intensitas kampanye damai dan kampanye tolak pemilu curang,” ucap dia.

Terakhir, Ubedillah memberikan syarat agar Pilkada DKI berlangsung aman dan damai didukung oleh media massa sebagai pilar demokrasi di Indonesia. Media, kata dia, harus memberikan setiap kegiatan kontestan secara objektif.

Sebelumnya, Kapolda Metro Jaya Irjen Pol M Iriawan juga menghimbau seluruh elemen masyarakat untuk saling menjaga dan tidak melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat memicu resitensi.

Artikel ini ditulis oleh: