Berbagai kalangan strategis bertemu membahas soal efek kebijakan ekonomi Presiden Donald J Trump sudah biasa. Tapi masyarakat Indonesia yang berdiaspora di luar negeri membahas Trump Effect merupakan satu hal yang istimewa. Sabtu (01/04) lalu, Indonesia Diaspora Network (IDN) yang bermarkas di Manila, Filipina, menggelar sebuah seminar yang bertema: Efek Kebijakan Trump terhadap perekonomian Indonesia dan Filipina.
Seminar yang menghadirkan Arief Ramayandi (ekonom senior salah satu lembaga keuangan internasional) dan Irawan (Atase Perdagangan KBRI) dengan Ardhi Luthfi Siregar (HR Global Resourcing Manulife) sebagai moderator, ramai dihadiri oleh berbagai kalangan diaspora baik profesional senior di bidang perbankan, ritel, konstruksi serta sektor lainnya, para ibu rumah tangga maupun para mahasiswa.
Dalam presentasinya, Arief menyampaikan bahwa kebijakan Trump yang cenderung melihat ke dalam (inward looking) seperti pengetatan urusan imigrasi memiliki potensi dampak yang lebih besar terhadap Filipina daripada Indonesia karena memiliki potensi menurunkan repatriasi pendapatan dari pekerja asing Filipina di Amerika. Sedangkan arah kebijakan Trump yang ingin mengubah sistem perpajakan bisa melemahkan potensi ekspor Filipina dan Indonesia ke AS.
Berhubung AS adalah mitra perdagangan strategis kedua negara ini maka jika kebijakan ini terealisasi akan memiliki efek berganda termasuk melambatnya penyerapan tenaga kerja di sektor industri terkait di kedua negara ini.
Segi lain yang juga disoroti oleh Arief adalah kenyataan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia selama 5 tahun terakhir didominasi hanya oleh konsumsi sedangkan Filipina masih terbagi antara konsumsi dan investasi, khususnya di bidang konstruksi. Hal ini memiliki dampak langsung terhadap dinamika penyerapan tenaga kerja di kedua negara.
Misalnya, di Indonesia saat ini sangat sulit bagi insinyur yang baru lulus, bahkan dari universitas ternama sekalipun, untuk mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan bidangnya. Oleh karena itu tidak heran jika banyak kita temukan insinyur yang baru lulus terpaksa bekerja di bidang pemasaran..
Selain itu kebijakan Fed AS untuk menaikkan tingkat bunga bisa berdampak ganda terhadap ekonomi Filipina dan Indonesia. Pertama, arus modal yang keluar dari kedua negara mungkin akan meningkat. Yang kedua, penguatan nilai tukar AS dapat menguntungkan posisi ekspor Indonesia dan Filipina.
Irawan menyoroti kebijakan AS yang lebih berorientasi ke dalam seperti keluarnya AS dari Trans Pacific Partnership ataupun rencana AS mengidentifikasi negara-negara yang dianggap mencederai perjanjian perdagangan dengan mereka. Hal-hal seperti Ini akan menimbulkan kekhawatiran dari negara-negara lain.
Irawan juga mengatakan bahwa bagi Indonesia, Filipina adalah mitra dagang yang cukup strategis karena termasuk negara lima besar dari sudut pertumbuhan perdagangan dengan Indonesia. Pertumbuhan neraca perdagangan Indonesia dan Filipina itu juga sekitar 66%. Irawan juga mengatakan dengan situasi perdagangan global seperti ini Indonesia akan lebih fokus untuk menggarap peluang pada pasar-pasar non-tradisional seperti Afrika dan Eropa Timur.
Ketua IDN-Manila, Said Zaidansyah, menginformasikan bahwa forum ini diharapkan dapat menjadi sarana bagi para diaspora untuk membagi informasi, ilmu pengetahuan dan pengalaman dengan sesamanya. Selain juga diharapkan bisa menjadi wadah berjejaring bagi para diaspora Indonesia di Manila.
Forum Diaspora Membagi adalah salah satu dari sekian banyak kegiatan yang telah diselenggarakan oleh IDN-Manila sejak didirikan pada bulan Nopember 2015. Kegiatan lainnya yang telah diselenggarakan IDN-Manila diantaranya adalah Mengenal Indonesia yang bertujuan memperkenalkan sejarah, budaya dan aspek penting lainnya mengenai Indonesia kepada putra-putri diaspora Indonesia di Manila, Medical Mission untuk memberikan bantuan pengobatan gratis kepada masyarakat miskin Manila oleh tenaga medis asal Indonesia, penggalangan dana untuk bencana alam di tanah air, pertemuan pebisnis dan profesional Indonesia di Manila serta bazaar sosial.
Hendrajit