Maulana Syekh Yusri Rusydi Jabr Al Hasani didampingi Khodimu Zawiyah Arraudhah Ihsan Foundation, Al Akh Muhammad Danial Nafis berbincang disela silaturahmi dengan volunteer acara Haflah Maulid 2017 di Zawiyah Arraudhah, Jalan Tebet Barat VIII, No 50, Jakarta Selatan, Rabu, (25/1/2017) malam. Arraudhah Ihsan Foundation menggelar kegiatan selama 2 hari Insya Allah akan dibacakan dan di khatamkan 2 kitab karya Syekh As Sayyid Abdullah bin Muhammad bin Shidiq Qs Al Ghumari al Hasani, Sabtu (28/1) hingga Minggu (29/1) bertempat di Zawiyah Arraudhah. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Syekh Yusri hafidzahullah wa ro’ah mengatakan pada pengajian Risalah Qusyairiyyahnya, bahwasanya ilmu itu bukanlah dengan banyaknya riwayat, akan tetapi ilmu itu adalah apa yang telah kamu amalkan.

Maka apakah faidanya orang menghafal AlQur’an dengan qira’ah sepuluh akan tetapi tidak mengamalkan dari ajarannya?. Jelas orang yang membaca satu riwayat misalkan Imam Hafs dari Imam ‘Ashim melalui jalan Imam Al Fiil kemudian mengamalkan maka akan lebih baik baginya. Dimana ini adalah hanya salah satu dari seribu cara didalam membaca Al Qur’an sebagaimana dijelaskan dalam kitab Thaibatu An Nasyr.

Syekh Yusri mengingatkan, bahwa yang dikehendaki Allah dari kita adalah ilmu dan pengamalannya. Seorang banyak meriwayatkan hadits baginda Nabi SAW, akan tetapi ketika mendengarkan adzan tidak langsung bergegas untuk memenuhi panggilan Allah Ta’ala, maka apa yang bisa dia ambil dari periwatannya itu? Bahkan yang seperti ini justru akan menjadi hujjah yang bisa mencelakakan dirinya. Hal ini sesuai dengan hadits baginda Nabi yaitu:

“لاَ تَزُولُ قَدَمَا ابْنِ آدَمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ عِنْدِ رَبِّهِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ خَمْسٍ عَنْ عُمْرِهِ فِيمَا أَفْنَاهُ وَعَنْ شَبَابِهِ فِيمَا أَبْلاَهُ وَمَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيمَ أَنْفَقَهُ وَمَاذَا عَمِلَ فِيمَا عَلِمَ”

Artinya: “Seoranga hamba tidak akan diperbolehkan berpaling dari hadapan Allah Ta’ala hingga ditanya akan lima hal: tentang umurnya untuk apa ia gunakan, tentang masa mudanya untuk apa ia habiskan, tentang hartanya dari mana ia dapatkan dan untuk apa ia belanjakan, dan tentang ilmunya apa saja yang ia amalkan”(HR. Turmudzi).

Sehingga ilmu itu bisa menjadi hujjah atas pemiliknya nanti di hari kiamat, yaitu mengantarkan dirinya ke neraka. Bahkan Al Qur’an pun yang jelas-jelas sebagai petunjuk umat manusia, bisa menjadikan manusia itu masuk neraka.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid