Bangka Barat, Aktual.com – Masyarakat Kabupaten Bangka Barat menolak rencana Bupati setempat yang merekomendasikan sebuah bukit di kota tersebut menjadi area pertambangan batu granit. Bupati Bangka Barat sendiri telah memberi rekomendasi kepada PT. Lotus SG Harmonis untuk menambang batu granit di Bukit Kukus dengan cara diledakkan.

Rencana ini disebut-sebut akan merusak ekosistem Bukit Kukus, yang selama ini menjadi habitat beberapa hewan langka seperti Tarsius (Mentilin), Kubung (Mengkubung), Kukang, Trenggiling, Kancil (Pelanduk), berbagai jenis burung dan reptil. Selain itu, bukit ini juga terdapat sumber mata air yang berguna bagi masyarakat sekitar.

“Dari hasil investigasi yang kami lakukan, ditemukan beberapa titik sumber mata air, tegakan vegetasi masih sangat rapat dan masih ditemukan hewan-hewan yang sudah langka dan beberapa diantaranya dilindungi,” ungkap aktivis dari Perkumpulan Telapak Indonesia, Ary Irawan dalam rilis yang diterima Aktual, Kamis (27/4).

“Sebagian besar masyarakat menyatakan menolak terhadap rencana peledakan ini. Saat ini rekomendasi dari Bupati sudah keluar dan ijin eksplorasi sudah ditandatangani oleh Gubernur Babel pada tanggal 8 Maret 2017,” tambahnya mengisahkan.

Ary mengaku telah mendampingi masyarakat Pal 3 dan Pal 4 Desa Air Belo Kecamatan Muntok, Kabupaten Bangka Barat yang berkonflik dengan PT. Lotus SG Harmonis karena rencana pertambangan ini. Lokasi ini merupakan lokasi terdekat dari Bukit Kukus dengan radius kurang dari 500 meter yang menjadi kawasan padat penduduk.

Ary mengkhawatirkan jika peledakan ini tetap dipaksakan maka dampak lingkungannya akan mematikan sumber mata air yang sangat bermanfaat bagi masyarakat kecamatan muntok, terlebih Bangka Barat merupakan wilayah kepulauan yang tidak memiliki banyak sumber mata air dan ditambah dengan perkebunan sawit yang skalanya besar di Pulau Bangka.

“Dampak bencana juga harus diperhitungkan mengingat akhir-akhir ini Muntok menjadi langganan banjir, jangan nanti PAD yang dihasilkan dari tambang tidak sebanding dengan pembiayaan bencana yang terjadi,” tegasnya.

Oleh karenanya, Ary pun mengajukan jalan tengah dengan mengusulkan pembangunan wisata alam yang lebih ramah lingkungan tanpa harus mengganggu kehidupan masyarakat. Solusi lebih masuk akal karena Pemda masih dapat menikmati pendapatan asli daerah (PAD) dan masyarakat pun tetap dapat menikmati alam bukit kukus.

“Dampak nilai ekonomi ini akan sangat besar jika dibandingkan dengan penambangan,” ujarnya.

Bukit Kukus sendiri dianggap Ary telah memenuhi beberapa kriteria untuk menjadi destinasi wisata alam yang sangat mumpuni karena wisatawan nantinya dapat memandang keseluruhan kota Muntok, laut di sekitar Pulau Belitung serta pemandangan sunset dan sunrise.

“Untuk itu kami meyakini Bukit Kukus ini sangat layak dan akan lebih membawa manfaat jika dikembangkan menjadi wisata alam, kami sedang mendorong agar bisa dijadikan Taman Keanekaragaman Hayati,”

Laporan: Teuku Wildan

Artikel ini ditulis oleh:

Teuku Wildan
Andy Abdul Hamid