Presiden Suriah Bashar al-Assad

Jakarta, Aktual.com – Suriah, Rusia dan Iran sepakat akan mencegah terjadinya pelanggaran di Zona Aman. Hal ini disampaikan oleh Presiden Suriah Bashar al-Assad. Dia berasumsi negara-negara Barat berupaya untuk kembali meningkatkan eskalasi konflik memanaskan situasi di negaranya.

Dilansir dari Sputniknews, Jumat (12/5), Assad mengatakan setiap upaya untuk melanggar perjanjian deeskalasi di Suriah akan diimbangi oleh pasukan Suriah dan rusia dengan dukungan Iran dan Hizbullah.

Assad menambahkan bahwa empat zona aman di Suriah diperuntukkan tidak hanya untuk melindungi warga sipil tetapi juga memberi kesempatan kepada militan untuk menyerahkan senjata sebagai imbalan atas amnesti.

“Tujuannya adalah untuk melindungi warga sipil di daerah-daerah ini. Tujuan kedua adalah memberi kesempatan kepada pemberontak yang berkepentingan untuk merekonsiliasi diri mereka dengan negara, seperti yang terjadi di daerah lain,” tambah Assad.

Keempat zona tersebut termasuk Provinsi Idlib Barat Laut dan bagian-bagian Latakia tetangga, Hama dan Aleppo, sebelah Utara Provinsi Pusat Homs, Ghouta Timur dekat Damaskus, serta wilayah selatan Daraa dan Quneitra.

Rusia dan Turki adalah penjamin rezim gencatan senjata Suriah yang mulai berlaku pada tanggal 30 Desember 2016, dan telah bertahan secara umum, meskipun terus melaporkan terjadinya pelanggaran. Dewan Keamanan PBB mengeluarkan sebuah resolusi pada bulan Desember 2016 yang mendukung usaha tersebut.

Pewarta : Agustina Permatasari

Artikel ini ditulis oleh:

Bawaan Situs