Maulana Syekh Yusri Rusydi Jabr Al Hasani dalam acara pembacaan kitab amin al-I'lam bi anna attasawwuf min syariat al-islam karangan syekh Abdullah Siddiq al-Ghumari di Majelis Zawiyah Arraudah, Tebet, Jakarta Selatan, Sabtu (28/1/2017). AKTUAL/Tino Oktaviano
Maulana Syekh Yusri Rusydi Jabr Al Hasani dalam acara pembacaan kitab amin al-I'lam bi anna attasawwuf min syariat al-islam karangan syekh Abdullah Siddiq al-Ghumari di Majelis Zawiyah Arraudah, Tebet, Jakarta Selatan, Sabtu (28/1/2017). AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Syekh Yusri hafidzahullah Ta’ala wa ro’ah menjelaskan dalam pengajian Shahih Bukharinya, bahwa siksa kubur adalah merupakan perkara yang nyata.

Sebagaimana kita ketahui di dalam kitab-kitab tauhid, siksa kubur adalah merupakan sam’iyyat (perkara yang telah baginda Nabi khabarkan kepada umatnya) yang wajib kita imani, seperti halnya sorga, neraka, mizan, fitnah kubur, sirat, padang mahsyar, dibangunkannya manusia dari alam kubur dan lain sebagainya.

Siksa kubur adalah merupakan sebagian dari perkara tauhid yang wajib kita imani sebagai orang yang beriman. Hal ini adalah sebagaimana baginda Nabi SAW ajarkan kepada kita untuk selalu meminta perlindungan kepada Allah darinya. Imam Bukhari RA meriwayatkan, bahwa anak Kholid bin Sa’d bin Ash:

“أَنَّهَا سَمِعَتِ النَّبِىَّ صلى الله عليه وسلم وَهُوَ يَتَعَوَّذُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ”

Artinya “ Sesungguhnya dia telah mendengan baginda Nabi SAW meminta perlindungan dari siksa kubur”(HR. BUkhari).

Adapun baginda Nabi SAW meminta perlindungan dari siksa kubur adalah untuk mengajarkan kepada umatnya, karena baginda adalah orang yang pasti selamat darinya.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid