Jakarta, Aktual.com – Imam Abu Jamrah RA mengomentari hadits tersebut, bahwa cara berjihad melawan hawa nafsu agar agama Allah itu mulia, adalah dengan cara yang telah baginda Nabi SAW ajarkan, yaitu sabda baginda:
“وَمَا يَزَالُ عَبْدِى يَتَقَرَّبُ إِلَىَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ فَإِذَا أَحْبَبْتُهُكُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِى يَسْمَعُ بِهِ وَبَصَرَهُ الَّذِى يُبْصِرُ بِهِ وَيَدَهُ الَّتِى يَبْطُشُ بِهَا وَرِجْلَهُالَّتِى يَمْشِى بِهَا ”
Artinya: “Dan tak henti-hentinya seoranghamba mendekatkan diri kepadaKu dengan melakukan perkarasunnah, sehingga Aku cinta kepadanya, dan apabila Aku cinta kepadanya maka Aku menjadi telinganya yang dipakai untuk mendengarkan, menjadi mata yang dipakai untuk melihat, menjadi tangan yang dipakai untuk memukul, dan menjadi kaki yang dipakai untuk melangkah “(HR. Bukhari).
Para ulama menyebutkan bahwa jihad ashgar (kecil) di dalam Alqur’an menggunakan istilah jihad fi sabilillah, sebagaimana Allah berfirman:
“إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَالَّذِينَ هَاجَرُوا وَجَاهَدُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ أُولَئِكَ يَرْجُونَ رَحْمَتَ اللَّهِ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ ”
Artinya: “Sesungguhnyaorang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah danberjuang di jalan Allah, mereka adalah orang-orang yang berharap rahmat Allah, dan Allah adalah Dzat yang MahaPengampun dan Maha Pemurah”(QS. Albaqarah:218).
Allah Ta’ala juga telah berfirman:
“وَقَاتِلُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ الَّذِينَ يُقَاتِلُونَكُمْ وَلا تَعْتَدُوا إِنَّ اللَّهَ لا يُحِبُّ الْمُعْتَدِينَ”
Artinya: “Dan berperanglah di jalan Allah terhadap mereka yang telah memerangi kalian, danjanganlah kalian melampaui batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas”(QS. Albaqarah:190).
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid