Maulana Syekh Yusri Rusydi Jabr Al Hasani dalam acara pembacaan kitab amin al-I'lam bi anna attasawwuf min syariat al-islam karangan syekh Abdullah Siddiq al-Ghumari di Majelis Zawiyah Arraudah, Tebet, Jakarta Selatan, Sabtu (28/1/2017). AKTUAL/Tino Oktaviano
Maulana Syekh Yusri Rusydi Jabr Al Hasani dalam acara pembacaan kitab amin al-I'lam bi anna attasawwuf min syariat al-islam karangan syekh Abdullah Siddiq al-Ghumari di Majelis Zawiyah Arraudah, Tebet, Jakarta Selatan, Sabtu (28/1/2017). AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Syekh Yusri hafidzahullah Ta’ala wa ro’ah menjelaskan, bahwa attasamuh (toleransi) di dalam bermadzhab adalah sesuatu yang harus ditanamkan di dalam hati seorang muslim.

Dimana toleransi ini adalah dihasilkan dari ilmu dan wawasan pengetahuan tentang perbandingan madzhab-madzhab islam, yang mana para pendiri madzhab itu sendiri tidak ada yang fanatik terhadap pendapatnya sendiri.

Para ulama saling menghargai pendapat ulama yang lain, serta tidak memaksakan pendapatnya kepada khalayak umat. Islam tidak mengajarkan bahwa tidak ada paksaan di dalam beragama, apalagi paksaan di dalam bermadhzab. Allah Ta’ala telah berfirman:

“لا إِكْرَاهَ فِي الدِّينِ ”

Artinya: “Tidaklah ada paksaandi dalam beragama “(QS. Al Baqarah:256).

Syekh Yusri menambahkan dalam majlisnya yang lain, bahwa sabda baginda Nabi SAW:

“أُمِرْتُ أَنْ أُقَاتِلَ النَّاسَ حَتَّى يَشْهَدُوا أَنْ لاَ إِلَهَإِلاَّ اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ وَيُقِيمُوا الصَّلاَةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ”

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid