Jakarta, Aktual.com – Pemerintah diminta untuk bersikap tegas terkait keanggotaannya di Organisasi Perdaganyan Duni (World Trade Organization/WTO) saat ini.

Hal ini mengacu pada kekalahan Indonesia atas gugatan Amerika Serikat dan Selandia Baru dari WTO. Hal itu membuktikan perjanjian perdagangan bebas dan skema penyelesaian sengketanya tidak dibuat untuk memberikan perlindungan dan keadilan bagi petani Indonesia.

Menurut Ketua Departemen Luar Negeri Serikat Petani Indonesia (SPI), Zainal Arifin Fuad, bahwa petani di Indonesia sudah berada di garis kemiskinan, dengan salah satu indikator Nilai Tukar Petani (NTP) yang rendah. Kondisi itu akan semakin diperparah dengan kekalahan di WTO itu.

Untuk itu, dia minta Indonesia bersikap tegas untuk hengkang dari kepesertaan di WTO.

“Maka Sudah waktunya Indonesia berani keluar dari WTO, terlebih setelah gugatan banding Indonesia ditolak,” tandas Zainal di Jakarta, Senin (20/11).

Dan faktanya dengam keanggotaan Indonesia di WTO hanya akan menyengsarakan para petani saja. Mereka berpeluang akan semakin miskin, karena dipastikan hasil pertanian dalam negeri dibanjiri produk impor.

“Khususnya dari Selandia Baru dan AS yang merupakan negara-negara penggugatan ke WTO itu,” kata dia.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka