Kuta, Aktual.com – Pepatah yang mengatakan selalu ada hikmah di balik musibah, sepertinya berlaku pada bencana erupsi Gunung Agung. Betapa tidak, gunung yang terletak di wilayah destinasi pariwisata internasional itu tengah menunjukkan geliat vulkaniknya.

Bahkan pada November lalu abu vulkanik yang dimuntahkan gunung setinggi 3.142 mdpl itu memenuhi langit Bali. Akibatnya Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai ditutup.

Pariwisata Bali porak poranda akibat geliat gunung yang terletak di Kabupaten Karangasem. Hampir semua stakeholder seperti kebakaran jenggot melihat kondisi pariwisata Bali. Tak ayal, media menjadi kambing hitam turun drastisnya turis yang berkunjung ke Bali, meski tak ada kaitan langsung. Jika pun turis enggan datang ke Bali bukan karena pemberitaan, namun karena bandara ditutup akibat abu vulkanik Gunung Agung.

Tudingan kepada media sebetulnya untuk menutupi borok jika industri pariwisata Bali tak memiliki skenario baik mengelola bencana. Padahal mereka tahu bahwa pariwisata rencana terhadap isu keamanan, salah satunya bencana. Ketidaksiapan industri pariwisata menghadapi bencana diakui oleh praktisi pariwisata Bali, I Wayan Puspa Negara.

Ia mengakui jika bencana erupsi Gunung Agung memukul secara telak industri pariwisata Bali. Pariwisata Bali anjlok secara drastis. Puncaknya ketika bandara ditutup selama dua hari pada November lalu.

Saat itu, kata dia, pariwista Bali bak kembali ke titik nadir. “Pada tanggal 29 November jumlah wisatawan mancanegara yang masuk ke Bali hanya 17 orang dan yang keluar Bali 13 ribu orang dari kedatangan normal per harinya sebanyak 14 ribu orang,” kata Puspa Negara di Kuta, Selasa (26/12).

Namun kini, di tengah status awas dan fluktuasi erupsi Gunung Agung berangsur-angsur pariwisata Bali kembali normal. Itu lantaran gencarnya kampanye Bali tetap aman untuk dikunjungi meski gunung yang terletak di Kabupaten Karangasem itu masih menunjukkan aktivitas vulkaniknya.

Sejak 30 November hingga 15 Desember jumlah kedatangan wisatawan asing ke Bali berangsur kembali ke angka semula. bermula dari tiga ribu wisatawan per hari lalu naik menjadi tujuh ribu hingga akhirnya naik signifikan pada 16 Desember sebanyak 12 ribu wisatawan hinga saat ini.

“Di mata turis Bali tetap kawasan yang menarik. Terlebih pada tahun ini Bali dinobatkan oleh Tripadvisor sebagai World 1st Best Destination dan 15th World Best Place to Visit 2017 versi US News,” ujarnya.

Bagi Puspa Negara, hal itu merupakan kekuatan promosi Bali ditambah membludaknya wisatawan domestik ke untuk menghabiskan libur tahun baru di Bali.

Soal tingkat okupansi hotel di kawasan Kuta, ia menyebut rata-rata berada di kisaran angka 65-75 persen. Angka itu sudah menunjukkan tren kestabilan, namun tidak segmeriah tahun lalu.

“Tahun 2016 mulai tanggal 25 Desember tingkat hunian sudah mencapai 85-95 persen pada Natal dan 100 persen sampai perayaan pergantian tahun. Jadi tahun ini memang pariwisata Bali tak se-glamour tahun lalu,” ujarnya.

Di sisi lain, bencana erupsi Gunung Agung diyakini Puspa Negara akan menjadikan Bali sebagai destinasi wisata internasional akan semakin resisten dan kuat atas berbagai ancaman dan bencana yang bisa saja melanda.

“Kita banyak mendapatkan pelajaran berharga dari kondisi Gunung Agung untuk dijadikan kekuatan, di antaranya kesiapan mitigasi bencana terhadap turis, tata cara penanganan kedaruratan infornasi dan tata cara kedaruratan pelayanan dalam men-treatment wisatawan,” papar dia.

Dengan kata lain, tahun depan Pemerintah Provinsi Bali maupun kabupaten/kota harus menganggarkan dana kontigensi tak terduga dan inovatif di sektor tata cara service dan tata cara informasi tahun depan, tak hanya untuk erupsi Gunung Agung, namun juga bencana lainnya.

“Sebelumnya ketika wisatawan terjebak di bandara kerena ditutup imbas dari sebaran abu vulkanik turis tidak mendapat pelayanan informasi memadai dan pelayanan khusus kedaruratan yang memadai. Akibatnya mereka menyesal saat itu. Hal ini tidak boleh lagi terjadi dan Gunung Agung telah memberikan pelajaran berharga bagi Bali,” ujarnya.

“Saya meyakini tahun depan Bali akan lebih siap sebagai destinasi internasional yang tahan terhadap guncangan bencana, kembali pulih dan lebih glowing,” tambah Puspa Negara.

(Laporan Bobby Andalan, Bali)

Artikel ini ditulis oleh: