Jakarta, aktual.com – Di tahun politik setiap perkataan hingga gesture dari para calon presiden dan calon wakil presiden jelang pemilihan umum (Pemilu) 2019 tentunya kerap menarik perhatian, baik itu yang datang dari pendukung calon petahana maupun penantang.
Namun, nampaknya justru porsi ‘besar’perhatian publik entah itu pendukung maupun masyarakat umum yang belum menentukan sikap pilihannya, baik sadar ataupun tidak akan lebih tertuju dan tertarik pada sepak terjang calon dari petahana, terutama perangai mantan gubernur DKI Jakarta tersebut.
Salah satunya, seperti pernyataan Presiden Jokowi yang juga merupakan calon presiden (petahana) yang sempat memberikan perumpamaan dihadapan tamu negara dalam acara IMF-World Bank 2018 yang digekar di Nusa Dua, Bali.
Dalam pidatonya tersebut, Jokowi meanalogikan kondisi ekonomi dunia terutama di negara-negara maju saat ini ibarat dalam serial ‘Game of Thrones’. Bahkan, presiden meminta agar para pejabat dunia yang hadir ketika itu agar mewaspadai fenomena baru yang mengancam ekonomi. Ancaman tersebut, sambung dia, datang setelah para pemangku kebijakan dunia berhasi menyelamatkan ekonomi dari krisis keuangan.
Tidak sampai disitu, Jokowi juga mengingatkan pemimpin dunia bersiap menghadapi ketidakpastian global. Bahkan, ia kembali mengutip istilah ‘winter is coming’ dari film ‘Game of Thrones’.
“Perang dagang semakin marak dan inovasi teknologi mengakibatkan banyak industri terguncang. Negara-negara yang tengah tumbuh juga sedang mengalami tekanan pasar yang besar. Dengan banyaknya masalah perekonomian dunia, sudah cukup bagi kita untuk mengatakan bahwa: winter is coming,” kata Jokowi.
Berikut sepenggal petikan pidato Presiden Jokowi di acara IMF-World Bank 2018;
Hadirin yang berbahagia,
Dalam beberapa dekade terakhir ini, negara ekonomi maju telah mendorong kami, negara ekonomi berkembang, untuk “membuka diri”, dan ikut dalam Perdagangan Bebas dan Keuangan Terbuka. Globalisasi dan keterbukaan ekonomi internasional ini telah memberikan banyak sekali keuntungan, baik bagi negara maju maupun negara berkembang. Berkat kepeduliaan dan bantuan negara ekonomi maju, kami negara-negara berkembang mampu memberikan kontribusi besar bagi pertumbuhan ekonomi dunia.
Namun, akhir-akhir ini, hubungan antar-negara-negara ekonomi maju semakin lama semakin terlihat seperti “Game of Thrones”.
Balance of power dan aliansi antar-negara-negara ekonomi maju sepertinya tengah mengalami keretakan. Lemahnya kerja sama dan koordinasi telah menyebabkan terjadinya banyak masalah, seperti peningkatan drastis harga minyak mentah dan juga kekacauan di pasar mata uang yang dialami negara-negara berkembang.
Hadirin Yang Terhormat,
Dalam serial“Game of Thrones”, sejumlah houses, Great Families bertarung hebat antara satu sama lain, untuk mengambil alih kendali “the Iron Throne”. “Mother of Dragons” menggambarkan siklus kehidupan. Perebutan kekuasaan antar-para “Great Houses” itu bagaikan sebuah roda besar yang berputar. Seiring perputaran roda, satu Great House tengah Berjaya, sementara House yang lain menghadapi kesulitan, dan setelahnya, House yang lain Berjaya, dengan menjatuhkan House yang lain.
Namun, yang mereka lupa, tatkala para Great Houses sibuk bertarung satu sama lain, mereka tidak sadar adanya ancaman besar dari Utara. Seorang Evil Winter, yang ingin merusak dan menyelimuti seluruh dunia dengan es dan kehancuran.
Dengan adanya kekhawatiran ancaman Evil Winter tersebut, akhirnya mereka sadar: tidak penting siapa yang duduk di “Iron Throne”. Yang penting adalah kekuatan bersama untuk mengalahkan Evil Winter agar bencana global tidak terjadi. Agar dunia tidak berubah menjadi tanah tandus yang porak poranda, yang menyengsarakan kita semua.
Pemilihan Analogi
Artikel ini ditulis oleh:
Novrizal Sikumbang