Hampir sebulan berlalu setelah kepulangan Habib Rizieq Shihab ke tanah kelahirannya di Bumi Indonesia. Hampir sebulan pula upaya untuk mencari-cari kesalahan Imam Besar FPI dan pengikutnya dilancarkan oleh kelompok-kelompok pembenci.
Seperti tak ada habisnya, selalu ada saja kebencian-kebencian yang dimunculkan oleh haters untuk mengadu domba, mulai dari mempermasalahkan membludaknya anggota FPI di Bandara Internasional Soekarno Hatta.
Padahal pemerintah sendiri yang lalai karena menggampangkan dan tidak melakukan antisipasi sejak jauh-jauh hari kepulangan.
Sampai kemudian mempermasalahkan terjadinya protokol kesehatan saat adanya kegiatan HRS dan FPI di Puncak Bogor dan Maulid Nabi di Petamburan. Padahal jika aparat kepolisian bisa bertindak adil, ada berapa banyak kegiatan kampanye Pilkada di beberapa daerah yang juga menyebabkan kerumunan orang, lalai untuk ditindak.
Seolah-olah hukum hanya tajam untuk HRS dan FPI serta pengikutnya. Namun tumpul terhadap kelompok dan keluarga penguasa.
Hingga akhirnya muncul cerita yang luar biasa yakni adanya aksi tembak-menembak antara pengawal HRS dengan anggota Polri yang akhirnya menewaskan 6 anggota FPI, yang sarat dengan konspirasi.
Ada apa sebenarnya ini Pak Jokowi? Ada apa sebenarnya ini Pak Mahfud? Mengapa negara seperti tak hadir dengan membiarkan masalah ini berlarut-larut?
Apakah Pemerintah ingin adanya pertumpahan darah? Berapa lagi nyawa rakyat harus dikorbankan dengan membiarkan masalah ini berlarut-larut?
Ingatlah tahun lalu saja kejadian Jakarta rusuh, yang merenggut nyawa rakyat, sampai saat ini juga belum terungkap!
Segera ambil tindakan pak Jokowi. Kami rakyat Indonesia pastinya tak ingin saudara-saudara kami direnggut nyawanya dengan senjata yang dibeli dari uang rakyat.
Sebobrok-bobroknya mental dan akhlak rakyat Indonesia saat ini, jangan sampai nyawa rakyat diperlakukan sama dengan nyawa binatang!