Pengurus Besar Nahdlatul Ulama besok akan menggelar Muktamar ke-34 yang dimulai besok. Menandakan organisasi Islam dengan jumlah pengikut terbanyak di Indonesia ini akan segera memiliki pemimpin baru. Atau bisa juga pemimpinnya tetap sama, namun memilki struktur kepengurusan yang baru nantinya.
Mengapa Muktamar NU akan membawa pembaharuan di tubuh organisasi Islam ini yang akan segera berumur 1 abad? Karena sejarah mengatakan bahwa keberadaan organisasi NU pernah menjadi awal kebangkitan masyarakat Muslim Indonesia dalam melawan penjajahan.
Kita ingat bahwa pendiri NU, Hadratus Syaikh KH Hasyim Asyari berkontribusi dalam mengeluarkan fatwa Resolusi Jihad sehingga masyarakat Jawa Timur dengan gagah beraninya meskipun dengan keterbatasan persenjataan berani melawan pasukan sekutu yang bersenjata lengkap.
Selain itu NU juga sangat berkontribusi dengan pasukan Bansernya dalam melawan pemberontakan PKI di Tanah Jawa. Kebiadaban PKI pun sirna seketika setelah adanya perlawanan dari pasukan Banser, karena jika tidak ada perlawanan mungkin Indonesia akan bernasib sama seperti China.
Lantas apa makna Muktamar NU ke-34 bagi Kebangkitan Umat?
Muktamar NU ke-34 setidaknya harus menjadi momentum mengembalikan marwah Islam di Indonesia. Muktamar NU juga harus menjadi momentum kebangkitan kekuatan Ummat karena pada 2024 kita akan melaksanakan Pemilu dan akan adanya pemimpin baru.
Sudah terlalu lama umat terpecah belah atas pilihannya setiap kali penyelenggaraan Pemilu. Penduduk Islam di Indonesia merupakan terbanyak dari seluruh dunia. Meskipun NU menganut ajaran Islam Washatiyah, namun jangan sampai Islam kehilangan kemuliannya.
NU harus hadir sebagai kekuatan besar umat Islam, supaya umat tidak bingung dan tidak mudah diombang-ambingkan oleh kepentingan kekuasaan. Semoga Muktamar NU ini dapat menjadi garis terdepan arah kepemimpinan Indonesia kedepannya.
Artikel ini ditulis oleh: