Seorang penumpang tiba di terminal internasional Bandara Sydney di Sydney, Australia, Senin (29/11/2021), saat negara-negara mengambil langkah untuk menangani kemunculan kasus COVID-19 varian Omicron. ANTARA/AAP Image/James Gourley via REUTERS/tm (via REUTERS/STRINGER)

Jakarata, Aktual.com – Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan (Kemkes) Siti Nadia Tarmizi mengatakan varian Omicron dari virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 bisa menular kepada orang yang sudah divaksinasi dan menyebabkan infeksi COVID-19 terjadi kembali.

“Dia (varian Omicron) bisa menularkan lagi pada orang yang sudah divaksinasi,” kata Nadia dalam diskusi virtual Membendung Transmisi Omicron di Jakarta, Jumat (24/12).

Nadia menuturkan orang yang sudah divaksinasi dan mendapat penguat (dosis tiga) masih bisa tertular COVID-19 akibat infeksi varian Omicron.

Suatu studi terkait infeksi di Afrika Selatan menunjukkan infeksi Omicron dapat terjadi pada kelompok yang sudah mendapat vaksin dosis lengkap dengan gejala klinis ringan hingga sedang.

“Hal yang pasti kita ketahui bahwa memang Omicron ini penularannya lebih cepat dan bisa menghindar dari sistem kekebalan tubuh,” ujarnya.

Oleh karena itu, penerapan protokol kesehatan secara konsisten menjadi sangat penting dilakukan karena peningkatan jumlah kumulatif dari kasus Omicron sangat cepat dibandingkan varian lainnya.

Selain lebih cepat menular, Nadia mengatakan varian Omicron juga bisa menghindar dari sistem kekebalan tubuh, baik dari pascainfeksi alamiah maupun usai vaksinasi COVID-19.

Varian Omicron juga lebih cepat menular dibanding varian Delta. Menurut beberapa penelitian, Omicron menyebabkan penurunan kemampuan netralisasi dari efektivitas vaksin.

Varian Omicron menyebabkan efektivitas vaksin dua dosis Pfizer-BioNTech menurun sehingga efektivitas vaksin hanya sebesar 33 persen dalam menurunkan infeksi Omicron.

Sementara terkait deteksi varian, Nadia menuturkan PCR dan rapid antigen masih sangat baik untuk mendeteksi kasus-kasus positif, walaupun tidak bisa mendeteksi apakah kasus itu merupakan infeksi varian Omicron atau tidak.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Nurman Abdul Rahman