Anggota Komisi V DPR RI Suryadi Jaya Purnama

Jakarta, Aktual.com – Anggota Komisi V DPR RI Suryadi Jaya Purnama mengaku keberatan jika vaksin Booster Covid-19 dijadikan prasyarat shalat tarawih dan mudik tahun ini.

“Jadi sebetulnya bukan cuma PKS yang keberatan, saya kira masyarakat juga akan sangat keberatan kalau vaksin booster ini dijadikan syarat untuk salat tarawih kemudian mudik,” kata Suryadi saat ditanya wartawan, Selasa (29/3).

Selain kebijakan pemerintah tersebut memberatkan masyarakat, Suryadi menilai bahwa kecenderungan kasus Covid-19 hari ini dibandingkan tahun lalu sudah mulai menurun dan membaik.

“Dibanding dengan awal tahun yang 60.000 per hari, sekarang kurang lebih 5.000 kasus harian,” ujarnya.

Ditambah lagi menurutnya, ketika Natal dan Tahun Baru 2021 dan juga pada saat perhelatan MotoGP tidak ada persyaratan harus vaksin booster Covid-19.

“Di Lombok kemarin (MotoGP) tidak ada persyaratan itu dan kita fine-fine saja.” ungkapnya.

Politisi Partai PKS itu juga berharap pemerintah konsisten dengan kebijakannya terkait penanggulangan Covid-19, agar masyarakat tidak kehilangan kepercayaan kepada pemerintah, hingga akhirnya berbagai asumsi muncul.

“Misalnya ini (digelarnya vaksinasi booster sebagai syarat mudik) jangan-jangan untuk menghabiskan stok vaksin, begitu ya,” tanyanya.

Soalnya menurutnya, secara teknis prestasi pemerintah dalam vaksin periode kedua yang sudah hampir 1 tahun itu baru 75 persen.

Selain itu, ternyata data menunjukkan bahwa vaksinasi Booster Covid-19 baru mencapai 9,5 persen.

“Booster yang hari ini kita mendapatkan data baru tercapai 9,5 persen. Jadi tidak mungkin mengejar dalam 1 bulan kedepan 100 persen,” lanjut Suryadi.

Artikel ini ditulis oleh:

Dede Eka Nurdiansyah