Kurang lebih, dua tahun lalu, saya resmi bergabung dengan Aktual.com. Sebelumnya, saya justru lebih banyak berkarir di media pro-pemerintah (yang posisinya berseberangan dengan Aktual).
Di medio 2017, dalam kasus Ahok, nama Aktual sempat mentereng. Media ini disebut-sebut dalam berbagai diskusi kecil saya dan teman-teman di Kedoya. Media ini dianggap lain daripada kebanyakan, memainkan isu-isu yang sensitif.
Tetapi karena konsistensi isu yang dilempar Aktual, publik jadi tahu wajah lain kekuasaan Ahok. Mantan penguasa Jakarta ini punya problem besar dalam soal reklamasi dan tentu hubungan dengan umat Islam di Jakarta.
Barangkali, pada awalnya saya mungkin juga punya cara pandang yang sama kepada Aktual (media outsider). Meski saya kenal dengan pemiliknya sudah sejak lama, tetapi saya tetap memandang isu yang dipilih aktual sebagai bagian dari strategi agenda setting yang harus dimiliki oleh media. Tujuannya tak lain, supaya aktual.com memiliki audience (pembaca) tersendiri.
Tetapi lambat laun, anggapan ini harus saya ubah. Sebab perlahan-lahan, saya menemukan makna independensi yang kuat dalam media ini. Setidaknya dalam konteks posisi politik dan pemodal. Dua hal ini penting dibicarakan dalam mendiskusikan independensi media hari hari belakangan ini.
Pertama, soal posisi politik. Setidaknya dalam banyak hal, aktual.com tidak pernah terlihat mendukung penuh atau menolak utuh program pemerintahan Presiden Joko Widodo. Aktual berlaku seobyektif dan se-independen mungkin dalam mengamati dan menilai kinerja pemerintahan Presiden Jokowi. Yang bagus harus didukung, yang tidak bagus tentu harus dikritisi dengan sekeras mungkin.
Misalnya, dalam hal alih kepemilikan blok Rokan ke Pertamina. Aktual kuat mendukung isu itu hingga wacana tersebut terealisasi. Faktor nasionalisme yang membuat Aktual memilih jalan dukungan tersebut.
Kedua, soal dukungan permodalan. Saya kesulitan betul bicara soal ini karena saya tahu bagaimana dinamika keuangan ini mempengaruhi Aktual di semua lini. Saya hampir setiap bulan melihat manajemen jungkir balik mempersiapkan dukungan operasional demi tetap berjalannya pemberitaan media politik dan umat ini. Alhamdulillah, entah darimana jalannya, mungkin karena berjuang untuk umat, selalu datang rezeki yang tak terduga.
Tidak ada bohir politik. Tidak ada cukong yang membiayai. Aktual memang tampak sengaja memilih jalan tidak berkompromi dengan para cukong dan bohir ini, agar mampu bersikap independen.
Jika tak percaya, anda boleh cek kemana saja dan dengan siapa saja. Media ini memang sengaja memilih jalan pedang agar tetap independen.
Karena dua hal tadi, aktual pun bebas memilih opsi agenda isu yang ingin dimainkan redaksinya. Isu yang tak pernah sekalipun dikompromikan dengan mereka yang menindas, mengambil hak orang lain dan tentu menyudutkan hak dan kepentingan umat Islam.
Termasuk dalam hal ini, isu #VaksinHalal yang sedang menggaung kemana-mana. Aktual berkomitmen mengawal isu ini hingga kebijakan ini diterapkan pemerintah. Tidak pernah akan ada kompromi dan tidak boleh ada negosiasi dengan pihak manapun.
Beginilah jalan pedang/ independen yang dipilih Aktual. Jalan yang mungkin tidak akan dipilih oleh mereka yang menghamba pada kepentingan penguasa dan korporasi besar. Karena satu-satunya alasan Aktual memilih jalan ini adalah untuk membela kepentingan publik (Rakyat) dan kepentingan umat.
Megel Jekson | Direktur Pengembangan Bisnis Aktual.com