Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf

Jakarta, Aktual.com – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf, mengeluarkan pernyataan tegas terkait Pemilihan Presiden 2024.

Gus Yahya, sapaan akrabnya, meminta agar calon presiden dan calon wakil presiden tidak mengatasnamakan Nahdlatul Ulama (NU) dalam upaya kampanye mereka.

“Dalam konteks Pemilihan Presiden 2024, kami mengingatkan dengan tegas, jangan ada calon yang mengatasnamakan NU. Kredibilitas calon tersebut haruslah berdasarkan perilakunya sendiri-sendiri, bukan atas nama NU,” ujar Gus Yahya dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu.

Gus Yahya menjelaskan bahwa secara struktural, NU dan para kiai-kiai NU tidak akan memberikan dukungan kepada calon tertentu dalam Pilpres.

“Kami tegaskan bahwa klaim apapun terkait restu dari kiai-kiai NU tidak benar. Selama ini, tidak ada pembicaraan yang berkaitan dengan calon presiden atau calon wakil presiden,” katanya.

Meskipun demikian, Gus Yahya menyatakan bahwa jika ada warga NU yang ingin mencalonkan diri, mereka disarankan untuk berjuang melalui jalur partai politik, bukan melalui NU.

“NU adalah organisasi yang memiliki banyak warga. Menurut survei Alvara, 52,9 persen dari populasi muslim Indonesia mengaku sebagai bagian dari NU,” jelas Gus Yahya.

Dia menekankan bahwa warga NU memiliki tingkat pendidikan yang tinggi dan memiliki kemampuan untuk membuat keputusan yang bijak dalam politik.

“Warga NU tidak dapat lagi ditarik-tarik untuk memenuhi ambisi calon tertentu. Pola pikir yang menyatakan NU harus ditinggalkan. Warga NU ini adalah warga cerdas yang mampu menilai dengan bijak,” tambahnya.

Gus Yahya juga memberikan jaminan bahwa keputusan yang diambil dalam Muktamar NU sebagai lembaga tidak akan terlibat dalam mendukung atau menjadi peserta dalam kompetisi politik.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Firgi Erliansyah