Jakarta, Aktual.com – Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Jerry Sambuaga mengatakan ekspor barang jadi dan jasa harus terus ditingkatkan dan mulai menurunkan komoditas barang mentah.

Menurut Jerry, ekspor tidak hanya dalam bentuk bahan mentah, ekspor juga dapat berbentuk jasa, seperti membuka pabrik, perakitan, distribusi, dan pelayanan produk.

“Mengekspor produk jadi atau yang bernilai tambah adalah keniscayaan. Sesuai arahan Presiden Joko Widodo, ekspor komoditas atau barang mentah akan bertahap dikurangi,” ujar Jerry melalui keterangan tertulis di Jakarta, Selasa.

Hal ini disampaikan oleh Jerry, usai menyaksikan penandatanganan kontrak kerja sama antara PT Terang Dunia Internusa (United Motors) dengan Atroniq Berhad, Malaysia di Hotel Pullman, Jakarta.

Kerja sama ini merupakan realisasi dari program Bangga Buatan Indonesia (BBI) dan Indonesia Brands Go Global.

Kerja sama tersebut sekaligus menindaklanjuti nota kesepahaman dan perjanjian kerja sama HIPPINDO dengan Kementerian Perdagangan.

Jerry optimistis bahwa tingkat belanja konsumen di Malaysia diproyeksikan terus meningkat dengan tren mencapai 8,21 persen. Hal ini berbanding lurus dengan proyeksi tren penjualan ritel sebesar 5,32 persen.

Untuk sektor jasa makanan, pangsa pasar terbesar dikuasai oleh restoran layanan penuh dan disusul oleh kafe/bar.

Sementara untuk sektor Fast Moving Consumer Good (FMCG) atau barang kebutuhan sehari-hari, pangsa pasar terbesar berada pada produk kecantikan dan makanan ringan. Adapun pangsa pasar sektor fesyen didominasi produk pakaian wanita dan pria.

Di Malaysia, industri jasa ritel menjadi salah satu sektor yang memberikan kontribusi terbesar terhadap produk domestik bruto (PDB) Malaysia yang didominasi produk makanan dan minuman.

Lebih lanjut, ritel adalah sektor penggerak perdagangan yang turunannya akan ke usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

UMKM sejauh ini telah memiliki kontribusi sebesar 60,5 persen pada PDB Indonesia dan 97 persen pada sektor ketenagakerjaan.

“Kementerian Perdagangan juga memiliki 46 perwakilan dagang yang tersebar di seluruh dunia, termasuk di Malaysia yang memang ditugaskan untuk membantu dan memfasilitasi ekspor, impor, serta pertukaran barang dan jasa,” kata Jerry.

Berdasarkan data Euromonitor, jumlah ritel Indonesia sebanyak 3,98 juta pada 2022. Terdapat lebih dari 41 ribu ritel toko serba ada, 1.500 supermarket, dan 298 unit jenis hipermarket.

Dari sisi penjualan, penjualan ritel mencapai Rp 1.526,2 triliun atau meningkat 8,6 persen pada 2022.

Hal ini menunjukkan bahwa industri ritel Indonesia masih menunjukkan peningkatan dan berpotensi untuk ekspor.

Jerry mengatakan, pasar ASEAN menjadi pasar potensial. Berdasarkan data makro ASEAN memiliki populasi mencapai 672 juta jiwa dan diproyeksikan pada 2030, jumlah angkatan kerja di ASEAN meningkat sebesar 40 juta.

Dari sisi ekonomi, pertumbuhan ekonomi di ASEAN pada 2022 mencapai 5,6 persen dengan total PDB mencapai 3,62 triliun dolar AS. Hal ini menunjukkan, ekonomi ASEAN masih cukup stabil.

Kontribusi ekspor negara-negara ASEAN juga mencapai 8,39 persen dari total ekspor dunia yang menunjukkan bahwa ASEAN merupakan pasar yang strategis.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Firgi Erliansyah