Jakarta, Aktual.co — Sekitar 25 ribu warga Rohingya dan Bangladesh menumpang kapal penyelundup manusia dalam tiga bulan pertama 2015, dua kali lipat dari jumlah pendatang dalam masa sama 2014, kata laporan badan pengungsi PBB UNHCR, Jumat (8/5).

“Berdasarkan atas pengakuan korban selamat, kami perkirakan 300 orang tewas di laut dalam caturwulan pertama 2015 akibat kelaparan, dehidrasi, dan penyiksaan oleh awal kapal,” kata UNHCR dalam pernyataan, dinukil dari Reuters.

Sebanyak 33 mayat, diduga pendatang dari Myanmar dan Bangladesh, ditemukan di kuburan dangkal sepanjang pekan lalu di provinsi Songkhla, dekat perbatasan dengan Malaysia.

Banyak di antara pendatang tersebut adalah Muslim Rohingya dari barat Myanmar dan dari Bangladesh, yang ingin menghindari penganiayaan serta bekerja di luar negeri.

Jalur penyelundupan paling banyak digunakan adalah dari Myanmar dan Bangladesh ke wilayah Ranong di selatan Thailand, diikuti dengan perjalanan darat seharian ke kamp-kamp penyelundup arah perbatasan dengan Malaysia.

“Keadaan di sarang penyelundup sangat menyedihkan. Orang-orang ditawan dan disiksa sampai saudara mereka membayar untuk pembebasan mereka,” kata UNHCR.

Sejak Oktober lalu, beberapa penyelundup telah meninggalkan kamp-kamp tepi pantai di Thailand dan memilih menahan para penumpang kapal di laut untuk minta tebusan, sampai mereka membayar untuk dibawa ke Malaysia, demikian pernyataan tersebut.

Artikel ini ditulis oleh: