Menerangkan berbagai macam rahasia dalam ilmu tasawuf
Jakarta, aktual.com – Syekh Abdul Qadir al-Jilani ra merupakan seorang pembesar dari kalangan sufi. Pengikutnya menisbatkan nama beliau dalam sebuah tarekat yang bernama Tarekat Qadiriyyah.
Syekh Abdul Qadir al-Jilani memiliki banyak sekali karya, salah satunya yaitu “Sirrul Asrar”.
Syaikh Prof. Dr. Muhammad Fadhil Jilani, cicit kedua puluh lima dari Pemimpin para wali Allah swt. Syaikh Abdul Qadir Al-Jilani ra.. Beliau menahkik buku ini dari empat manuskrip dengan penulisan judul yang berbeda: (1) Asrarul Asrar; (2) Risalatu Bayanil Asrar; (3) Ar-Risalatu bi Asraril Asrar; dan (4) Sirrul Asrar. Sedangkan kitab dari cetakan lama (Cetakan Hajariyah) tertulis dengan judul “Sirrul Asrar wa Mazharil Asrar”.
Setelah melalui proses membandingkan seluruh manuskrip dan cetakan lama dari buku ini, penahkik menemukan beberapa perbedaan dalam bentuk pengurangan, penambahan, ataupun penyimpangan dan penisbatan yang tidak tepat kepada Syaikh Abdul Qadir Al-Jilani ra. Sehingga penahkik menjelaskannya secara rinci dalam footnote tentang letak perbedaan, penyimpangan, dan penisbatan yang tidak tepat tersebut.
Syaikh Abdul Qadir Al-Jilani ra. membuka kitab ini dengan menjelaskan keutamaan ilmu dan penciptaan Ruh Mulia Sayyidina Muhammad saw. Setelah itu, membagi isi kitab menjadi 24 sub pembahasan, yaitu:
1.Kembalinya manusia ke tempat asalnya;
2.Dikembalikannya manusia ke dasar yang terendah, asfala safilin;
3.Aspek-aspek ruh dalam tubuh manusia;
4.Jumlah ilmu;
5.Taubat dan talqin;
6.Orang yang bertasawwuf;
7.Dzikir-dzikir;
8.Syarat sebuah dzikir;
9.Melihat Allah swt.;
10.Hijab kegelapan dan hijab cahaya;
11.Kebahagiaan (surga) dan kesengsaraan (neraka);
12.Orang-orang fakir;
13.Bersuci;
14.Ibadah salat dalam syariat dan dalam hakikat;
15.Kesucian makrifat dalam “alam tajrid”;
16.Ibadah zakat dalam syariat dan dalam hakikat;
17.Ibadah puasa dalam syariat dan dalam hakikat;
18.Ibadah haji dalam syariat dan dalam hakikat;
19.Cinta dan kejernihan;
20.Menyendiri;
21.Wirid saat menyendiri;
22.Peristiwa yang terjadi dalam kantuk dan tidur;
23.Ahli tasawwuf; dan
24.Penutup dan disposisi.
Oleh karena itu, sangat penting bagi para pecinta ilmu dan para salik tarekat Qadiriyah Jilaniyah untuk membaca kitab ini langsung kepada penahkik kitab, syaikh Prof. Dr. Muhammad Fadhil Al-Jilani – hafizahullah -, pemegang sanad nasab (keturunan) dan keilmuan Syaikh Abdul Qadir Al-Jilani ra.

Artikel ini ditulis oleh:

Abdussalam Arfan Hadiyansyah