Kakak dan adik Al Braim mencari kertas dan karton di bawah reruntuhan untuk digunakan sebagai bahan bakar di Rafah, Jalur Gaza. ANTARA/Anadolu/Abed Zagout/am.

Jakarta, aktual.com – Pertukaran tahanan Palestina dan sandera Israel di Gaza hanya akan terjadi setelah gencatan senjata, menurut pernyataan kelompok Hamas. Pernyataan ini disampaikan oleh pejabat senior Hamas, Osama Hamdan, selama perundingan gencatan senjata di Kairo, Mesir, yang masih berlangsung tanpa kemajuan yang signifikan.

Hamdan, dalam konferensi pers di Beirut, Lebanon, pada Selasa (5/3) waktu setempat, mengulangi persyaratan Hamas untuk mencapai kesepakatan, termasuk menghentikan serangan militer Israel, menarik pasukan Israel dari Jalur Gaza, dan mengizinkan pengungsi Palestina untuk kembali ke rumah-rumah mereka di wilayah lain di Gaza.

“Dalam dua hari terakhir, gerakan ini menyampaikan posisinya atas usulan yang diajukan oleh mediator persaudaraan Qatar dan Mesir. Kami menegaskan kembali syarat kami untuk gencatan senjata: penarikan penuh dari Jalur Gaza dan pemulangan pengungsi dari daerah yang mereka tinggalkan, khususnya di wilayah utara,” ujar pejabat senior Hamas tersebut, seperti dikutip dari Al Arabiya dan Reuters, Rabu (6/3).

Kondisi kemanusiaan di utara Gaza saat ini sangat mengkhawatirkan, dengan ratusan ribu penduduk yang diyakini masih tinggal meskipun Israel telah mengeluarkan perintah untuk evakuasi.

PBB telah terhambat dalam mengirimkan bantuan makanan ke wilayah utara sejak 23 Januari karena otoritas Israel menolak akses bagi konvoi bantuan PBB dan bahkan menembakinya.

Pada hari Sabtu sebelumnya, Amerika Serikat melakukan tindakan pertama dari serangkaian pengiriman bantuan makanan kemanusiaan ke Gaza. Namun, Hamdan menyatakan kepada para wartawan: “Kami mengatakan kepada Washington, yang lebih penting daripada mengirimkan bantuan adalah menghentikan pasokan senjata ke Israel.”

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Rizky Zulkarnain