Direktur Human Capital Perum Bulog, Sudarsono Hardjosoekarto (tengah) saat memberikan keterangan kepada wartawan di sela di sela kegiatan penanaman bibit pohon alpukat hass di Kawasan Arboretum Perum Jasa Tirta (PJT) I di Batu, Jawa Timur, Sabtu (14/12) (ANTARA/Endang Sukarelawati)

Malang, Aktual.com – Perum Bulog mematok target tidak mengimpor beras pada tahun 2025 dan produksi dalam negeri terserap seluruhnya.

“Saat ini kami masih melakukan penghitungan (prediksi) produksi dan serapan gabah (beras) dari petani untuk memenuhi target 2025 tidak impor beras,” kata Direktur Human Capital Perum Bulog, Sudarsono Hardjosoekarto di sela kegiatan penanaman bibit pohon alpukat hass di Kawasan Arboretum Perum Jasa Tirta (PJT) I di Batu, Jawa Timur, Sabtu (14/12).

Ia mengemukakan pada masa tanam pertama, diperkirakan pada Februari 2025 memasuki masa panen, namun belum bisa dipastikan berapa hasil produksinya. Pada 2024, penyerapan dari petani mencapai 1,3 juta ton.

Bulog, lanjutnya, memiliki peran utama dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional melalui tiga pilar penting, yaitu ketersediaan, keterjangkauan dan stabilisasi harga pangan masyarakat.

Melalui pilar ketersediaan, Bulog memastikan ketersediaan stok pangan pokok di seluruh wilayah Indonesia, termasuk daerah terpencil, melalui jaringan distribusi yang luas dan infrastruktur logistik yang andal.

Selanjutnya, melalui pilar keterjangkauan, Bulog akan berupaya menjaga akses keterjangkauan masyarakat terhadap pangan pokok, melalui penyaluran cadangan beras pemerintah (CBP) untuk kelompok masyarakat berpenghasilan rendah, seperti beras bantuan pangan (Banpang).

Melalui pilar stabilisasi, katanya, Bulog memainkan peran penting dalam menjaga stabilitas harga pangan di pasar melalui operasi pasar dan pengelolaan CBP melalui penyaluran beras SPHP atau stabilisasi pasokan dan harga pangan.

Langkah operasi yang dijalankan oleh Bulog tidak hanya melindungi konsumen, tetapi juga membantu petani mendapatkan harga jual yang wajar.

“Ketiga pilar ini tidak hanya mencerminkan misi Bulog dalam mendukung ketahanan pangan, juga mendukung keseimbangan sosial dan perekonomian masyarakat,” katanya.

Menyinggung penyaluran bantuan pangan (beras) bagi penerima manfaat, Sudarsono mengatakan, sekitar 80-90 persen. “Kami optimistis penyaluran 2024 terealisasi 100 persen,” ucapnya.

Pada kesempatan itu, Sudarsono menyampaikan bahwa Bulog dalam Waktu dekat menjalin kerja sama dengan Badan Gizi Nasional (BGN) terkait Program Makan Bergizi Gratis (BGM).

“Kami sudah berkomunikasi dan berkoordinasi dengan BGM. Dalam Waktu dekat dibuat nota kesepahaman (MoU) antara Bulog dengan BGM,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh:

Sandi Setyawan