Jakarta, aktual.com – UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menggelar Wisuda Tahfidz Akbar yang diinisiasi Unit Kegiatan Mahasiswa Himpunan Qori dan Qori’ah Al Quran (UKM) IQMA, dan menjadi yang pertama di lingkungan perguruan tinggi keagamaan Islam negeri (PTKIN).

Sebanyak 180 mahasiswa diwisuda sebagai penghafal Al Quran setelah melalui seleksi ketat dan proses pembinaan intensif selama lebih dari dua bulan.

“Banyak orang bercita-cita menjadi hafidz atau hafidzah, tetapi tidak semua diberi karunia itu oleh Allah. Karena itu, saya datang hari ini untuk memberikan penghargaan kepada ananda para penghafal Al Quran,” ujar Menag Nasaruddin Umar dalam keterangannya di Jakarta, Minggu (2/11).

Dalam pesannya, Nasaruddin Umar meminta agar para penghafal Al Quran selalu bersyukur dan menjaga hafalannya dari hal-hal yang dapat mengotori hati.

“Pertama, bersyukurlah di jenjang tahfidz. Yang belum 30 juz, persiapkan diri dan sempurnakan hafalannya. Yang sudah hafal 30 juz, tantangan terbesarnya adalah melestarikan hafalan itu,” kata Menag.

Menag juga mengingatkan menjaga hafalan merupakan tantangan berat. Menag menegaskan agar para penghafal selalu bisa menjaga diri dari dosa-dosa penghafal.

“Bagi penghafal, dosa bisa datang dari rasa malas tadarus, pikiran bengkok, atau hati yang keras. Maka jauhilah dosa itu, karena kalian bukan lagi orang awam, melainkan pilihan Allah SWT,” ujarnya.

“Tadarus-lah terus. Jangan nodai hafalan dengan dosa. Karena dosa kecil bagi orang awam bisa menjadi dosa besar bagi penghafal Al Quran. Jika kalian mampu menjaganya, percayalah, hafalan kalian bukan sekadar hafalan, melainkan penjaga diri,” kata dia menambahkan.

Imam Besar Masjid Istiqlal itu menekankan pentingnya memahami Al Quran secara bertahap melalui empat tingkatan Iqra’, mulai dari membaca huruf, memahami makna, menjiwai kandungan, hingga menyelami hakikat terdalam Al Quran.

“Janganlah menghafal Al Quran kalian menjadi artis. Justru itu memanipulasi kesucian Al Quran,” ujarnya.

Sementara itu, Rektor UIN Jakarta Asep Jahar mengapresiasi UKM HIQMA atas inisiatifnya dalam melahirkan generasi Qurani di kampus. Menurut dia, kegiatan ini sejalan dengan misi UIN Jakarta dalam membangun karakter mahasiswa yang berilmu, berakhlak, dan berdaya saing global.

“UIN Jakarta terus berkomitmen mencetak lulusan yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga memiliki kedalaman spiritual dan integritas moral. Wisuda tahfidz ini menjadi simbol integrasi antara ilmu dan nilai-nilai Al Quran yang menjadi ruh kampus kita,” kata dia.

Asep berharap kegiatan seperti ini dapat terus dikembangkan di masa mendatang sebagai bagian dari penguatan tradisi keislaman dan pengabdian akademik UIN Jakarta.

Wakil Rektor Ahmad Tholabi menyebut kegiatan Wisuda Tahfidz Akbar ini merupakan momentum bersejarah bagi UIN Jakarta dan lingkungan perguruan tinggi keagamaan Islam negeri (PTKIN).

Ia mengapresiasi proses wisuda tahfidz ini mengingat dari 237 peserta yang mendaftar, hanya 180 mahasiswa dinyatakan lulus setelah melalui proses pembinaan intensif oleh para hafidz dan hakim MTQ tingkat nasional dan internasional.

“Kami juga memberikan apresiasi khusus kepada dua mahasiswa penyandang disabilitas, tunanetra dan tunadaksa, yang berhasil menyelesaikan hafalan 30 juz. Ini menunjukkan bahwa keterbatasan fisik tidak menghalangi semangat mencintai Al Quran,” kata dia.

Artikel ini ditulis oleh:

Rizky Zulkarnain