Oleh: RIZAL MAULANA (Pemimpin Redaksi aktual.com)

Jakarta, aktual.com – Ignatius Jonan tokoh yang berhasil mentransformasi PT KAI dari yang awalnya rugi lalu untung. Dari pelayanan yang buruk ditransformasi menjadi perusahaan berorientasi ke pelayanan yang prima.

Tiba-tiba Jonan dipanggil Presiden Prabowo pada Senin 3 November 2025. Pemanggilan Jonan kontan membuat publik penasaran. Ada apa ia dipanggil? Di tengah polemik dan dugaan Mark up kereta whoosh dan penyelidikan awal oleh KPK.

Dia dipanggil hampir bersamaan dengan Menko Infraskturtur dan Percepatan Pembangunan AHY dan Dirut PT KAI Bobby Rasyidin.

Dalam proses kereta cepat whoosh Jonan yang saat itu menjadi Menhub menolak proyek whoosh. Karena menurutnya, proyek itu tidak layak. Belum dibutuhkan. Akibatnya dia dipecat Jokowi.

Publik bertanya-tanya. Setidaknya ada sejumlah pertanyaan yang jadi teka-teki. Pertama, apakah benar obrolan Prabowo dan Jonan hanya membahas program MBG, kopdes merah putih dan sekolah rakyat? Ataukah membahas soal kereta whoosh? Yang memang menjadi kompetensi Jonan. Rasanya tidak mungkin hanya soal kopdes dan MBG.

Kedua, apakah Jonan akan ditawari posisi tertentu di kabinet mendapatkan tugas khusus seperti Purbaya untuk mempercepat berbagai program Prabowo?

Ketiga, apakah ini skenario Prabowo untuk memperbanyak koboi-koboi baru di kabinet yang bisa bekerja dengan cepat dan mengakselerasi berbagai program ideologis Prabowo?

Dalam jumpa pers di istana, Jonan mengaku hanya memberikan masukan. Soal program kerakyatan Prabowo mulai dari MBG, Kopdes Merah Putih dan sekolah rakyat. Baginya program itu akan menumbuhkan ekonomi secara perlahan dimulai dari bawah sambil terus melakukan perbaikan dan penyempurnaan.

Jonan mengaku tidak membahas kereta cepat. Namun ia siap jika ditugaskan Prabowo untuk melaksanakan tugas tertentu. Asalkan ia merasa mampu mengemban tugas itu.

Kerja gemilang Jonan adalah saat memimpin KAI. Inovasinya di KAI sangat dirasakan perubahan dan dampaknya saat ini. Pelayanan KAI terhadap penumpang berubah 180 derajat. Jumlah penumpang naik signifikan, penerapan sistem pembayaran digital dan lainnya. Inovasi ini membuahkan hasil dan menyulap KAI menjadi perusahaan untuk sekitar Rp50 miliar, di tahun pertamanya menjabat.

Foto Jonan yang tertidur di kursi kereta api viral. Foto itu menunjukkan Jonan pekerja keras dan selalu terjun langsung ke lapangan untuk memastikan semua strateginya berjalan dengan maksimal.

Dalam kontek ini, sangat wajar jika Prabowo memerlukan tenaga dan pengalamannya. Langkah presiden sangat dinanti dan mungkin dukungan publik akan makin meningkat ke Prabowo jika Jonan masuk lagi ke kabinet.

Secara karakter mungkin ada gaya yang mirip antara Jonan dan Purbaya. Mereka inovator, berpikir out of the box dengan fokus pada realisasi dan optimalisasi hasil. Jonan bisa menjadi “koboi” baru di kabinet dan menjadi “senjata” baru Prabowo dalam menggenjot pembangunan.

Prabowo mungkin saat ini sedang bepikir keras dan mempertimbangkan posisi dan penugasan khusus yang tepat bagi Jonan. Membongkar berbagai program yang stagnan dan borok-borok di berbagai bidang ekonomi.

Seperti yang disampaikan Direktur eksekutif GREAT Institute Anto Sudarto bahwa reshuffle masih diperlukan. Karena masih banyak menteri bermasalah dan menganut ideologi lama, yakni Mazhab neolib warisan Jokowi.

Banyak tokoh yang di kabinet punya kesamaan ideologis dengan presiden. Seperti Purbaya dan Ferry Juliantoro, menteri koperasi. Namun masih ada tokoh lain di luar yang juga layak masuk ke kabinet karena punya idelogi yang sama dengan Prabowo. Sebut saja misalnya Jumhur Hidayat hingga Syahganda Nainggolan.

Efek Purbaya juga menaikkan kepuasan publik terhadap Prabowo. Tak menutup kemungkinan jika Prabowo memasukkan 3 sampai 5 koboi baru di kabinet, maka pemerintahannya bisa melakukan koreksi cepat terhadap berbagai kebutuhan dan penyimpangan di internal pemerintah.

Kini, publik akan menunggu dengan harap-harap cemas, apakah Prabowo akan melakukan reshuffle berikutnya? Menegaskan gagasan ideologis kerakyatan, memutus dengan masa lalu yang jadi beban, dan memasukkan koboi-koboi baru di kabinet ?

Salam jumpa.

Artikel ini ditulis oleh:

Rizky Zulkarnain