SILANGIT, Aktual.com – Gelombang bencana hidrometeorologi yang melanda Sumatera, seperti Sumatera Utara, Aceh, dan Sumatera Barat memaksa ribuan warga meninggalkan rumah mereka, sementara tim gabungan BNPB, TNI, Polri, dan relawan berpacu dengan waktu menembus wilayah yang terisolir untuk mencari korban dan menyalurkan bantuan. BNPB hingga kemarin sore mencatat 303 warga meningeal.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bersama seluruh unsur pemerintah daerah terus memperkuat penanganan darurat yang dipimpin langsung oleh Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto. Fokus utama penanganan meliputi pencarian dan pertolongan korban, pemenuhan kebutuhan dasar pengungsi, pembukaan akses wilayah yang terputus, serta percepatan distribusi logistik melalui darat dan udara.
Sejumlah armada udara telah dikerahkan, termasuk helikopter BNPB, Heli TNI AD Bell 412EPI, MI-17V5, serta helikopter bantuan dari mitra swasta. Pesawat Cessna Caravan juga dimanfaatkan untuk pengiriman logistik dan mobilisasi personel, terutama ke daerah yang belum dapat ditembus kendaraan darat.
“Seperti Sibolga, sampai hari ketiga penanganan darurat belum bisa kita tembus lewat darat, tetapi sudah dapat dicapai melalui udara untuk pendistribusian logistik,” ujar Suharyanto, Sabtu (29/11/2025).
Di Sumatera Utara, ribuan warga mengungsi akibat rumah rusak dan akses transportasi yang terputus. Pengungsi mencapai ribuan jiwa di Tapanuli Selatan dan Kota Sibolga, serta ratusan hingga ribuan kepala keluarga di Mandailing Natal, Tapanuli Utara, dan Humbang Hasundutan.
“Untuk transportasi Sibolga–Padang Sidempuan, pengerjaan pembukaan akses sudah kita lakukan hingga sore hari ini dan akan terus dilanjutkan,” ucap Kepala BNPB.
Sementara itu, di Sumatera Barat, data sementara mencatat 11.820 kepala keluarga atau sekitar 77.918 jiwa mengungsi, terutama di Kota Padang dan Kabupaten Pesisir Selatan. Sejumlah jalur provinsi dan nasional terputus akibat longsor dan kerusakan jembatan. Meski demikian, logistik dari Padang Pariaman dan Pesisir Selatan telah tiba di wilayah terdampak, sementara delapan titik tambahan masih dalam proses pengiriman.
Situasi serupa terjadi di Aceh, di mana kerusakan jembatan dan jalan nasional menyebabkan terputusnya jalur Banda Aceh–Lhokseumawe serta akses perbatasan Aceh–Sumatera Utara di Aceh Tamiang. Beberapa daerah seperti Gayo Lues, Aceh Tengah, dan Bener Meriah hingga kini belum dapat dijangkau melalui jalur darat.
Untuk mempercepat penanganan, BNPB dan kementerian/lembaga mengerahkan lima helikopter perbantuan yang ditempatkan di Bandara Silangit guna mendukung distribusi logistik ke Tapanuli Tengah dan wilayah lain yang terisolasi. Alat berat dari berbagai instansi juga terus bekerja membuka akses yang tertutup material longsor.
Dalam hal logistik, tahap pertama pengiriman bantuan ke Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, Tapanuli Utara, dan Humbang Hasundutan telah terpenuhi 100 persen. Sementara pengiriman ke Mandailing Natal masih terkendala karena akses darat belum sepenuhnya pulih. Bantuan Presiden berupa alat komunikasi, genset, LCR, tenda, dan bahan pangan telah diterima di lapangan dan mulai disalurkan secara bertahap.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka Permadhi






















