Jakarta, Aktual.co — Ketika perang Badar berkecamuk, seorang sahabat bernama Auf bin Al Harits bertanya kepada Rasulullah SAW. “Wahai Rasulullah SAW, amal apa yang membuat Allah SWT tersenyum kepada hamba-Nya?”

Mendengar pertanyaan itu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab, “Jika seorang hamba maju ke medan perang tanpa mengenakan baju besi.”

Para sahabat Nabi, mereka adalah orang yang bertanya untuk beramal. Sami’na wa atha’na. Tidak seperti Bani Israel yang suka bertanya untuk menguji dan mencobai Nabinya, atau bertanya untuk sekedar berwacana.

Sahabat Rasulullah SAW berprinsip, bahwa wahyu yang turun kepada mereka atau jawaban Rasulullah SAW atas pertanyaan mereka adalah instruksi. Laksana instruksi panglima yang segera ditaati.

Maka mendengar jawaban tersebut, seketika Auf bin Al Harits melepaskan baju besinya dan melemparkannya ke tanah. Lantas, ia maju menyerbu musuh. Berperang dengan penuh keberanian hingga mati sebagai syahid Fisabilillah.

Kita mungkin tidak bisa melakukan seperti apa yang dilakukan Auf bin Al Harits; maju ke medan jihad tanpa memakai baju besi. Namun, semangat Auf bin Al Harits bisa kita ikuti. Bahwa mulai detik ini, orientasi hidup kita adalah mencari keridhaan Allah SWT.

Target besar kita adalah mendapatkan Ridha-Nya. Kalau bisa, keridhaan yang istimewa dari-Nya; ketika Allah Azza wa Jalla tersenyum dengan amal kita.

Memang waktu itu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam hanya menyebut satu amal yang membuat Allah SWT tersenyum kepada hambaNya, maju ke medan perang tanpa baju besi.

Namun dalam hadits yang lain, Rasulullah SAW juga banyak menyebut amal-amal istimewa, amal-amal yang paling utama. Salah satunya adalah ash shalatu ‘ala waqtiha, shalat tepat waktu di awal waktu.

Amalan ini adalah amalan yang masih banyak umat yang melalaikannya bahkan menganggapnya sepele, padahal amalan tersebut adalah tiang agama-Mu sendiri yang bahkan dapat membuat Allah SWT tersenyum.

(Sumber: Kisah Hikmah)

Artikel ini ditulis oleh: