Presiden Palestina Mahmoud Abbas memberikan keterangan pers setelah ditutupnya KTT Luar Biasa ke-5 OKI di di JCC, Senayan, Jakarta, Senin (7/3). KTT tersebut menghasilkan resolusi yang menegaskan kembali posisi prinsip dan komitmen OKI serta Deklarasi Jakarta yang memuat rencana aksi konkrit para pemimpin OKI untuk penyelesaian isu Palestina dan Al-Quds Al-Sharif. ANTARA FOTO/OIC-ES2016/Subekti./foc/par/16.

Ramallah, Aktual.com – Presiden Palestina Mahmoud Abbas, mengatakan tindakan HAMAS membubarkan komite administratifnya di Jalur Gaza telah memenuhi tuntutan pemimpin Palestina.

Abbas mengeluarkan pernyataan tersebut dalam satu pertemuan yang ia pimpin bagi Komite Sentral Partai Fatah di markas pemimpin Palestina di Ramallah, Tepi Barat Sungai Jordan.

Pertemuan tersebut membahas perkembangan dalam proses perujukan dengan Gerakan Perlawanan Islam (HAMAS), serta pidato yang Abbas sampaikan di Sidang Majelis Umum PBB.

“Apa yang telah HAMAS umumkan memenuhi tuntutan kami, yaitu pembubaran komite itu dan memungkinkan pemerintah konsensus melakukan pekerjaan di Jalur Gaza sampai penyelenggarakan pemilihan presiden dan anggota Dewan Legislatif,” kata Abbas dalam pertemuan tersebut, sebagaimana dikutip Xinhua, Minggu (24/9).

Abbas mengatakan pemimpin Palestina dan semua lembaganya akan melakukan pembahasan mendalam mengenai hasil yang ia capai di PBB, selain perujukan Palestina.

Pekan lalu, HAMAS mengumumkan bahwa gerakan itu membubarkan komite administratif yang dibentuk untuk mengurus tugas sehari-hari di Jalur Gaza, sebagai hasil dari penengahan oleh Mesir. Pembentukan komite itu membuat marah Abbas, yang menjatuhkan sanksi yang tak pernah terjadi sebelumnya terhadap Jalur Gaza.

HAMAS menyeru pemerintah konsensus pimpinan Perdana Menteri Rami Hamdallah agar datang ke Jalur Gaza dan melaksakan tugasnya, dan menambahkan HAMAS akan menerima penyelenggaraan pemilihan umum di wilayah Palestina.

Pengumumkan HAMAS tersebut disampaikan di Ibu Kota Mesir, Kairo, saat satu delegasi tingkat tinggi yang dipimpin oleh Ketuanya, Ismail Haneya, mengadakan pembicaraan selama 11 hari dengan kepala lembaga intelijen keamanan Mesir guna mengakhiri konflik internal Palestina dan mencapai perujukan.

 

Ant.

Artikel ini ditulis oleh: