Ilustrasi

Jakarta, Aktual.com– Abdullah bin Maslamah bin Qa’nab al-Haritsi atau yang biasa dikenal sebagai al-Qa’nabi, merupakan salah satu tokoh ahli hadits dan juga murid utama dari Imam Malik. Beliau meriwayatkan kitab Muwatho’ dan riwayat yang ia bawa merupakan riwayat yang paling kuat menurut sebagian ulama.

Akan tetapi, walaupun tingginya kedudukan beliau menurut ulama. Sebelumnya beliau hanyalah pemabuk yang sangat dikenal di Basrah. Semua orang yang mengenal dirinya sebagai sosok yang disegani.

Suatu ketika ia mengadakan pesta besar bersama teman-temannya, berbagai jenis minum-minuman telah ia siapkan. Setelah semua siap, ia duduk-duduk santai di depan rumahnya sambil meminum khamr.

Waktu santainya al-Qa’nabi terganggu dengan adanya gerombolan orang yang melewati depan rumahnya. Ia tidak pernah melihat orang tersebut sebelumnya, jika dilihat dari wajahnya ia bukanlah orang daerah sekitar itu.

Karena merasa terganggu disertai rasa penasaran, ia pun bertanya kepada temannya, “Siapa orang yang baru datang itu?”

“Dia itu Syu’bah,” jawab temannya.

“Syu’bah, Siapakah dia? Aku baru mengenal namanya,” tanya al-Qa’nabi.

“Ia adalah seorang ahli hadits yang terkenal,” jawab temannya lagi.

Mendengar hal tersebut, al-Qa’nabi lari mengahampiri Syu’bah. Dengan wajah kesal ia berkata, “Sampaikan kepadaku satu hadits dari Rasulullah SAW,”

Akan tetapi, Syu’bah yang melihat al-Qa’nabi seperti itu menolaknya dan berkata, “Engkau bukanlah orang yang pantas mendengar hadits dari Rasulullah SAW.”

Mendengar hal tersebut, al-Qa’nabi semakin kesal dan berniat ingin membunuh Syu’bah dengan menghunuskan pedangnya ke leher Syu’bah. Teman-teman Syu’bah hanya bisa melihat kejadian tersebut. al-Qa’nabi menegaskan kembali kepada Syu’bah, “Sampaikan kepadaku atau lehermu akan putus.”

Karena tak ada pilihan lain, Syu’bah pun menyampaikan hadits kepadanya, sebagai berikut:

حَدَّثَنى مَنصور عَنْ ربعى عَنْ أَبِى مسعود قال: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:  إِذَا لَمْ تَسْتَحْيِ ، فَاصْنَعْ مَا شِئْتَ

Diriwayatkan dari Manshur dari Rib’i, dari Abi  Mas’ud RA ia berkata: Rasulullah saw bersabda: “Jika engkau tidak punya rasa malu, maka berbuatlah sesuka hatimu!”.

Seketika, pedang yang ia pegang erat itu pun terjatuh karena luluh mendengar hadits yang disampaikan oleh Syu’bah. Ia teringat akan segala dosa-dosa yang telah ia perbuat dengan sesuka hati tanpa ada rasa malu kepada Allah SWT.

Al-Qa’nabi pun pulang kerumah dengan rasa menyesal dan bertaubat kepada Allah SWT. ia lantas menemui ibunya dan menceritakan kepada ibunya apa yang telah terjadi kepadanya. Dan beliau meminta kepada ibunya untuk menyampaikan kepada Ibunya untuk memberitahu kepada teman-temannya bahwa al-Qa’nabi sudah taubat.

Lantas ia ingin hijrah dan belajar kepada Imam Malik bin Anas. Al-Qa’nabi mempelajari dasar-dasar agama di hadapan Imam Malik. Setelah beberapa lama ia belajar kepada Imam Malik, sosok al-Qa’nabi yang dahulu hanya seorang pemabuk berat kini menjadi ulama besar yang meriwayatkan banyak sekali hadits.

Waallahu a’lam

(Rizky Zulkarnain)

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Arie Saputra